SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Berikut ini penjelasan filosofi bubur Suro, kuliner khas Tahun Baru Islam.
Bubur Suro merupakan hidangan tradisional khas Jawa yang memiliki sejarah dan filosofi yang tinggi.
Makna filosofi yang terkandung dalam bubur Suro antara lain:
Baca Juga: 10 Ucapan 1 Suro Bahasa Jawa, Penuh Energi Positif dan Harapan
1. Keharmonisan
Bubur Suro disajikan dengan beragam lauk, seperti sayur labu siam, ayam, telur, hingga krecek dan juga kacang.
Setiap bahan makanan tersebut melambangkan keberagaman dan keberagaman manusia. Pesan yang ingin disampaikan adalah pentingnya keharmonisan dalam kehidupan, dimana manusia bisa berdampingan dalam damai.
2. Perjuangan
Baca Juga: 7 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Bulan Suro, Dipercaya Bisa Mendatangkan Malapetaka
Kehadiran bubur Suro setelah menjalani puasa di bulan Suro juga mengandung makna tentang perjuangan dan pengorbanan.
Puasa adalah waktu di mana orang berusaha untuk mengendalikan diri, meningkatkan spiritualitas, dan meningkatkan kesadaran tentang diri sendiri.
3. Warisan Budaya
Bubur Suro bukan hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya Jawa.
Baca Juga: Apakah Bulan Suro Boleh Potong Rambut? Pantangan Ini Tidak Boleh Dilanggar