BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Perumda Air Minum Sendangkamulyan tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Salah satu inisiatif utamanya adalah menanam ribuan bibit pohon kopi dan jengkol, yang tidak hanya akan memperkaya ekosistem, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas setempat.
Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki menyatakan tidak meragukan lagi peran Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Sendangkamulyan Kabupaten Batang, dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Jokowi Resmikan Kawasan Industri Terpadu Batang dengan Nilai Investasi Rp14,8 Triliun
Setiap tahun dalam rangka peringatan hari ulang tahun, ratusan bibit pohon ditanam untuk memastikan lingkungan tetap hijau dan asri.
“Setiap tahun, Perumda Air Minum Sendangkamulyan rutin melakukan kegiatan pelestarian alam melalui penanaman pohon di berbagai wilayah Kabupaten Batang,” kata Lani Dwi Rejeki usai menanam bibit pohon di Objek Wisata Sikemabang, Kecamatan Blado, Sabtu 27 Juli 2024.
Kegiatan dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-31 Perumda Air Minum Sendangkamulyan dengan menanam bibit kopi dan jengkol, bukan hanya sebatas seremoni, tetapi juga bagian dari upaya berkelanjutan dalam melindungi alam dan meminimalisir bencana tanah langsor dan kekeringan.
"Diharapkan dengan kegiatan ini dapat mencegah kerusakan sumber daya alam, khususnya sumber daya hutan, serta menanamkan budaya menanam pohon sebagai sikap hidup bangsa Indonesia," ujar Lani.
Baca Juga: Lebih Untung, Petani Teh di Desa Pacet Reban Batang Beralih Jadi Peternakan Sapi Perah
"Selain pohon-pohon ini dapat melindungi alam, hasilnya juga bisa kita nikmati bersama. Ini adalah bantuan yang manfaatnya tidak hanya untuk sekarang tetapi juga untuk jangka panjang, hingga anak cucu kita,” tambahnya.
Lani Dwi Rejeki mengingatkan bahwa jika sumber air digunakan secara terus menerus dalam jumlah besar tanpa ada usaha untuk menjaga dan merawatnya, maka lama kelamaan sumber air tersebut akan mengering dan punah.
Hal ini tentu akan berdampak pada kerusakan alam dan berkurangnya pasokan air bagi masyarakat.
Baca Juga: Jokowi Segera Resmikan Grand Batang City: 18 Tenant Siap Beroperasi, Serap 19.000 Tenaga Kerja