regional

Warga Pekalongan Kenang Aksi Heroik 3 Oktober Lewat Drama Kolosal

Jumat, 4 Oktober 2024 | 14:06 WIB
Pertunjukan drama kolosal Pertempuran 3 Oktober 1945 Kota Pekalongan (Dok)

PEKALONGAN, AYOSEMARANG.COM- Tanggal 3 Oktober bukan sekadar angka dalam kalender bagi masyarakat Kota Pekalongan; hari ini diabadikan sebagai momen heroik yang tak terlupakan. Setiap tahun, peristiwa ini menjadi ajang peringatan yang menggugah semangat, merayakan keberanian masyarakat yang berjuang menyambut kemerdekaan Republik Indonesia.

Pertempuran 3 Oktober 1945 menandai upaya heroik warga Pekalongan dalam merebut kembali kekuasaan dari tangan penjajah Jepang. Dalam pertempuran yang dramatis ini, 37 pejuang merelakan nyawa mereka, sementara 12 lainnya terluka. Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut, ratusan pelajar dan warga setempat tampil dalam drama kolosal di Kawasan Monumen Djoeang 45, menampilkan kembali semangat juang yang membara.

Acara puncak peringatan di malam hari itu dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Nur Priyantomo, beserta pejabat Forkopimda dan ASN Pemkot. Usai pertunjukan, dilakukan tasyakuran dan penyerahan tali asih kepada 14 veteran yang masih hidup atau perwakilan keluarganya, sebagai penghormatan atas pengorbanan mereka.

"Pada malam ini, kita berkumpul untuk bersyukur kepada Tuhan atas kemerdekaan yang kita nikmati hari ini, yang merupakan hasil dari perjuangan panjang para pahlawan kita," ungkap Nur Pri, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Jalan Pahlawan Semarang Sudah Steril dari Parkir Liar, Disbub Sediakan Lahan di Wonderia

Peringatan ini, menurutnya, bukan sekadar seremonial; ia juga merupakan panggilan untuk generasi muda agar tidak melupakan nilai-nilai perjuangan para pahlawan.

Sekda Nur Pri menegaskan pentingnya merefleksikan semangat perjuangan tersebut. "Kita tidak lagi dihadapkan pada perang fisik melawan penjajah, tetapi kita harus terus berjuang untuk memajukan negeri ini, menghadapi berbagai tantangan global," tegasnya.

Nilai-nilai seperti keberanian, kebersamaan, dan gotong royong harus dijadikan pedoman hidup untuk menghadapi tantangan zaman.

Dengan semangat yang membara, Nur Pri mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan positif. "Mari kita jaga dan terus kembangkan nilai-nilai ini sebagai pedoman hidup kita dalam berbangsa dan bernegara," pungkasnya, mengingatkan semua untuk menjadikan sejarah sebagai pendorong untuk masa depan yang lebih baik.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 170 Kurikulum Merdeka, Penyebab Kegagalan Perlawanan Mengusir Penjajah

"Hari ini, di Pekalongan, kita tidak hanya mengenang pertempuran; kita merayakan semangat juang yang abadi dan berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita para pahlawan yang telah berkorban,"pungkasnya.

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB