regional

Pengurus Baru PDPI Jateng Dilantik, Langsung Fokus Tekan Tingginya Penyakit Paru di Jawa Tengah

Minggu, 27 April 2025 | 17:44 WIB
Pengurus baru PDPI Jateng dilantik. Mereka mentergetkan menekan angka tingginya penyakit paru. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jawa Tengah baru saja melantik keanggotaannya yang baru untuk periode 2025-2028, Minggu 27 April 2025 di Hotel Novotel.

Dalam pelantikan ini menetapkan dr. Avissena Dutha Pratama, Sp.P(K) Onk., FISR sebagai Ketua PDPI Cabang Jawa Tengah.

Dr Avissena dinilai sebagai representasi generasi muda dokter paru yang memiliki kapasitas akademik, jaringan kolaboratif luas, serta semangat pelayanan masyarakat.

Baca Juga: Diguyur Hujan, Semangat Tak Luntur: 2.324 PPPK dan 4 Dokter Ahli Dilantik Wali Kota Semarang

Avissena dalam sambutan pertamanya menargetkan peningkatan keterlibatan dalam edukasi publik, kerja sama riset dengan akademisi, dan penguatan advokasi kesehatan paru di tingkat kebijakan daerah.

Kemudian, dia juga akan meningkatkan kompetensi dokter paru di Jawa Tengah yang saat ini anggotanya meliputi 35 kabupaten kota.

"Jadi kita akan meningkatkan kompetensi kita untuk melayani masyarakat Jawa Tengah sama. Jadi berobat di sini, berobat di sana sama ya tergantung dari fasilitas masing-masing rumah sakit. Untuk kompetensi kita sama," ucapnya.

Avissena menambahkan, selain kompetensi, saat ini yang menjadi kendala adalah sumber daya manusianya. Pasalnya, kebutuhan dokter dan kebutuhan cukup timpang meskipun di tiap daerah sudah tersedia.

Baca Juga: Dokter Herlambang, Masuk Polisi Demi Mengabdi untuk Papua

"Rasionya sangat jomplang sekali. Kita masih di bawah rasio kebutuhan untuk dokter. Namun alhamdulillah saat ini di 35 kabupaten kota sudah ada dokter parunya. Bahkan ada lebih dari satu," ungkapnya.

Bersamaan dengan pelantikan ini, Avissena sebagai ketua yang baru menyoroti peran PDPI untuk menekan tingginya penyakit paru, dan yang paling menonjol adalah Tuberkolosis (TBC).

Indonesia saat ini menempati urutan 2 dalam penderita TBC di dunia, lalu untuk Jawa Tengah, menempati urutan ketiga di Indonesia.

Menurut Avissena, TBC masih tinggi karena pertama rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terutama untuk mengonsumsi obat karena salah tangkap atas edukasi di media sosial.

Baca Juga: Tujuan Mulia Dokter Alex Stendly Daftar Polisi, Ingin Selamatkan Banyak Nyawa di Papua yang Tak Terjangkau Faskes

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB