BATANG, AYOSEMARANG.COM - Terjadinya kebakaran tidak memandang ruang dan waktu serta bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Untuk meminimalisir korban baik manusia maupun fasilitas dan peralatan lainya, puluhan Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) Lapas Kelas II B Batang adu ketangkasan dalam memadamkan api.
Dalam adu ketangkasan itu, ada 24 orang dari Polsuspas, para tugas Lapas Kelas II Batang dibagi menjadi delapan regu untuk melewati rintangan agar api bisa padam.
Baca Juga: Perpisahan Siswa, Sekolah Komplek SD Desnasri Wetan Pamerkan Hasil Karya Pelajar
Alur lomba dimulai dari tiap regu yang membunyikan lonceng. Lalu, berlari menuju lokasi APAR serta memakai kelengkapan keselamatan.
Untuk menuju lokasi api, peserta harus melewati sejumlah halang rintang. Peserta harus melewati beberapa rintangan yaitu menaiki halangan, melewat tumpukan ban, hingga merayap di bawah meja.
Kemudian mereka berlari menuju sumber api dan memadamkan memakai APAR. Setelah itu kembali melintasi rute yang sama, dan membunyikan lonceng tanda selesai.
"Rutan lapas rentan juga kebakaran, lalu di satu sisi. Kami juga punya alat pemadaman kebakaran, tentunya kami ada kewajiban untuk melatih teman-teman pegawai memberikan keterampilan menggunakan alat pemadam api ringan itu," kata Kepala Lapas Batang, Rindra Wardhana saat kegiatan Lomba Ketangkasan Pemadaman Api dalam Upaya Mitigasi Bencana bersama Damkar, Rabu 14 Juni 2023.
Baca Juga: Bukan Semarang, Inilah 5 Kota Terbesar di Indonesia Berdasarkan Luas Wilayahnya
Rindra menyebut kegiatan mitigasi risiko ini bersamaan dengan masa perawatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) milik lapas yang waktunya diganti.
Kasi pencegahan dan penyuluhan, Bidang Damkar, Satpol PP, Gintoro menyebut untuk masa perawatan Apar di Kabupaten Batang maksimal dua tahun.
Sarannya, saat pergantian apar itulah waktu yang tepat untuk memberi pelatihan mitigasi bencana. Penilaian lomba terdiri atas ketepatan, kecepatan dan kekompakan.
"Waktu kita ada kejadian kebakaran kan tidak mulus mulus semuanya, ada rintangan, kerumunan orang orang banyak, ibaratnya kan seperti itu. Daripada nabrak nabrak orang kita pakainya seperti ini," katanya.