BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Pemerintah telah memberikan subsidi harga minyak goreng dengan menetapkan harga jual di toko modern atau ritel seharga Rp14 Ribu.
Namun, sayangnya harga tersebut tidak berlaku pada produk minyak goreng yang ada di pasar tradisional.
Akibatnya banyak penjual yang mendapat protes dari pembeli, lantaran harga minyak goreng di pasar tradisional yang masih mahal.
Baca Juga: MANTAB!! Jokowi Cairkan BLT Rp 1,2 Juta
Hal ini seperti dirasakan oleh Jaeromah, pedagang Pasar Batang. Ia berharap pemerintah juga turut memberikan subisidi untuk minyak yang dijual di pasar.
"Ya pada protes, kok harga di sini mahal. Saya bilang kalau mau murah belinya di minimarket saja yang harga promo. Karena di sini memang harganya masih mahal. Untuk yang 2 Liter masih kisaran Rp38 Ribu, itu saja saya hanya untung sekitar seribu rupiah saja," ujarnya.
Tak hanya itu, beberapa distributor minyak di pasar kini menarik produk mereka di pasaran.
Sehingga stok minyak di pasar tak terlalu banyak. Ia berharap nantinya akan muncul produk minyak baru dengan harga lebih murah.
Baca Juga: LINK Nonton Attack on Titan The Final Season Part 2 Episode 19 Secara Gratis dan Legal di Sini
"Jadi untuk minyak yang harganya di atas Rp14 Ribu per liter stok sudah menipis. Distributor kemarin menarik stok. Semoga nantinya ketika drop produk lagi ke sini harganya lebih murah," imbuhnya.
Senada, Ketua Paguyuban Pasar Batang, Anwar Rozikin membenarkan jika stok minyak goreng kemasan di pasar menipis.
Hal ini lantaran banyak produk yang ditarik distributor.
Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Kendal Belum Sesuai Kebijakan Pemerintah
"Di Pasar memang tidak ada produk yang seharga di toko modern Rp14 Ribu per liter. Kami adanya produk minyak seharga Rp19-20 Ribu per liter. Itupun barangnya langka, karena ditarik distributor. Kami berharap dua tiga hari lagi ada kabar baik, sehingga minyak juga bisa turun harga untuk stok yang ada di pasar tradisional," pungkasnya.