Ia berharap, ajang GSMS ke depannya semakin berkualitas dan lebih baik lagi karena program tersebut menurutnya memiliki manfaat yang sangat besar. Pendapat tersebut didasari fakta bahwa pemerintah menunjukkan perhatian terhadap seniman-seniman yang ada di daerah.
“Dan juga ajang ini memberikan wadah kepada generasi-generasi penerus agar tidak hanya mengenal mainan ponsel, tapi dapat mengenal budaya kita Indonesia,” imbuhnya.
Terkait karya yang ditampilkan, diceritakan bahwa cerita si Enthit sendiri merupakan Panji Asmara Bangun yang menyamar menjadi laki-laki buruk rupa dengan cara bicara yang bindeng. Ia kemudian meninggalkan istrinya Sang Dyah Ayu Kirana demi menyelamatkan Desa Banjarsari yang penuh kejahatan.
“Karena Panji Asmara Bangun meninggalkan istrinya tanpa pesan, Sang Dyah Ayu sangat bersedih sehingga tidak mau makan dan tidak mau minum sampai-sampai badannya kurus,” jelasnya
Baca Juga: TERKUAK Agama Siskaeee Usai KTP Tersebar di Twitter, Pakai Jilbab?
Sang adik, Ragil Kuning yang merasa tidak tega dengan kondisi kakaknya, Sang Dyah Ayu bertekad untuk mencari Panji Asmara Bangun sampai ke ujung dunia.
Singkat cerita, Ragil Kuning bertemu dengan si Enthit di Desa Banjarsari tanpa mengetahui bahwa itu adalah sosok yang dicarinya.
“Pada suatu peristiwa, si Enthit terkena senjata cundrik sakti yang kemudian memgubahnya kembali menjadi Panji Asmara Bangun,” pungkasnya. (adv/Zaidi)