SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Berikut makna Cap Go Meh dan sejarah Cap Go Meh yang dirayakan 15 hari setelah perayaan Imlek atau tepatnya saat bulan purnama.
Dalam perayaan Cap Go Meh, biasanya orang-orang menyantap hidangan khas Lontong Cap Go Meh bersama keluarga serta menerbangkan lampion.
Cap Go Meh dikenal juga dengan sebutan Festival Musim Semi atau Festival Lentera.
Dikurip dari Suara.com, Apa makna Cap Go Meh dan sejalah Cap Go Meh?
Baca Juga: Makna Lontong Cap Go Meh, Perayaan Bodo Kupat Ala Orang Tionghoa
Makna Cap Go Meh
Nama Cap Go Meh berawal dari dialek Hokkian yang memiliki makna kata ‘Cap’ berarti sepuluh dan kata ‘Go’ berarti lima, dan kata ‘Meh’ berarti malam.
JIka disimpulkan, arti nama Cap Go Meh yaitu lima belas malam sesudah perayaan tahun baru Imlek.
Secara garis besar, perayaan Imlek ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni Imlek, sembahyang Tuhan, serta Cap Go Meh.
Perayaan yang sudah jadi tradisi warga Tionghoa ini biasanya identik dengan barongsai, naga, tetabuhan, serta petasan yang dipercaya mampu mengusir hawa buruk dan roh jahat.
Pada perayaan Cap Go Meh atau perayaan menyambut musim semi, biasanya warga Tionghoa pada pukul 12 malam akan melakukan sembahyang di depan pintu. Hal tersebut sebagai wujud ucapan terima kasih kepada Tuhan.
Selain itu, pada perayaan tersebut juga biasanya para keluarga akan mengadakan jamuan makan yang ditunjukan kepada para leluhur. Selain jamuan, kebiasaan lainnya saat perayaan ini yaitu melakukan ciswak (upacara buang sial di klenteng).
Baca Juga: Hau Ce! Resep Lontong Cap Go Meh dengan Taburan Bubuk Kedelai, Sajian Istimewa saat Bulan Purnama
Sejarah Cap Go Meh