BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batang terus berinovasi dalam menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Salah satu inovasinya adalah mengurangi volume sampah organik yang diolah menjadi pupuk.
Seperti yang dilakukan petugas Hutan Kota Rajawali (HKR) Kauman Batang. Mereka mengolah sampah daun jati yang berguguran menjadi pupuk kompos.
"Jadi awalnya kita melihat sampah daun jati di HKR yang berguguran ini kan lumayan banyak ya, tadinya langsung dibuang ke TPA, kemudian kita berfikir sayang jika tidak dimanfaatkan," kata Kabid Tata Lingkungan DLH Batang, Ila Dhiama Warni, Kamis 24 Februari 2022.
Melihat hal tersebut, kemudian muncul inisiatif membuat rumah kompos untuk pengumpulan daun jati dari HKR dan langsung diolah.
Ia menyebutkan, proses sampah daun yang diolah menjadi pupuk kompos membutuhkan waktu satu bulan lebih.
"Jadi dari sini kita olah dari butiran kasar, ke butiran lebih kecil dikumpulkan jadi satu ditunggu selama satu bulan agar mengurai lebih lembut, setelah itu dicampur kotoran kambing dan EM4 disimpan selama satu minggu jadilah pupuk," jelasnya.
Dikatakannya, pengolahan sampah daun jati di HKR ini berlangsung sejak dua minggu lalu dan rutin dilakukan setiap dua kali seminggu.
Baca Juga: Bocoran Spesifikasi Redmi 10A, HP Murah Spek Andal dari Xiaomi
Sejak awal pengolahan, pihaknya telah mengumpulkan dan mengolah sebanyak kurang lebih satu ton sampah daun jati.
"Setiap hari petugas HKR mengumpulkan daun jati yang gugur di rumah kompos ini, dan setiap Senin dan Kamis diolah. Pengolahan ini terbilang masih baru beroperasional, kita jalan dulu sambil melihat respon masyarakat petani," ungkapnya
Dari hasil pupuk kompos nantinya dijual dengan harga di bawah pupuk dipasaran. Sekaligus membantu petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.
"Ini menjadi kegiatan baru bagi petugas kebersihan HKR. Selain hasil penjualan pupuk kompus bisa buat untuk operasional, selebihnya bisa menjadi tambahan penghasilan bagi mereka. Karena tidak di anggarkan oleh DLH," ujarnya.