نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jamî’i syahri ramadlâni hadzihissanati taqlîdan lil imâm mâlikin fardlan lillâhi ta’âlâ.
Artinya,
“Saya berniat puasa selama satu bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah ta’âlâ.” (KH A Idris Marzuki, Sabîl al-Hudâ, h. 51).
Mengenai apakah niat puasa Ramadhan harus diulang setiap hari atau cukup sekali diawal para ulama berbeda pendapat.
Menurut Mazhab Maliki cukup berniat sekali saja untuk puasa yang bersambung hari-harinya seperti halnya puasa Ramadhan.
Bahkan, Syekh Ali Jum'ah menyebut para ulama dari kalangan Hanafi seperti Zufar dan Atha' tidak mensyaratkan niat puasa Ramadhan karena puasa tersebut adalah fardhu.
Baca Juga: Bacaan Doa Buka Puasa Ramadhan Selain 'Allaahumma Lakasumtu'
Selama seseorang telah melaksanakan puasa dengan menahan diri dari makan dan minum dan hal-hal yang membatalkannya maka puasanya tersebut sah.
Kalangan ulama dari mazhab lain seperti Syafi'i berpendapat jika niat puasa harus dilakukan setiap hari. Niatnya dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar.
Orang yang berpuasa, menurut kalangan Syafi'i, juga wajib menentukan jenis puasa yang hendak ia lakukan jika puasa tersebut bersifat wajib.
Itulah penjelasan terkait niat puasa dilafalkan setiap hari atau cukup sekali, serta bacaan niat puasa harian dan niat puasa sebulan penuh.