PEKALONGAN, AYOSEMARANG.COM -- Pekalongan memang terkenal dengan kota batik. Selain menjadi identitas, karena warga lokalnya banyak yang memproduksi batik dengan cara tradisional maupun modern.
Bahkan, batik-batik karya tangan kreatif warga Pekalongan ini menjadi ikon nusantara
Namun di tengah gempuran zaman tidak sedikit pengusaha batik di Pekalongan mengalami kebangkrutan.
Hal itu juga dialami Mustar Sidiq, seorang pengusaha batik tulis yang memiliki bengkel batik Alvien Alfan di Jalan Ahmad Dahlan, Tirto, Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.
Baca Juga: Ribuan Warga Berebut Lopis Raksasa Krapyak, Ini Filosofi Perayaan Syawalan di Pekalongan
Berawal dari mengikuti sang ayah berdagang batik lawasan (bekas) pada 1970-an, ia pun ikut menekuni bakat batik dari sang ayah berjualan batik lawasan (bekas).
Setelah batik lawasan mulai tidak lagi ditemui, Mustar Sidiq pun memproduksi batik tulis yang sangat memegang erat pakem.
"Pengetahuan saya tentang batik karena sering ikut ayah jual batik lawasan. Dari situ, saya mulai paham pakem-pakem batik," katanya di bengkel batiknya, Sabtu 14 Mei 2024.
Ayah tiga anak itu tidak serta merta menjadi pengusaha batik. Bahkan, sempat pada satu momen, ia merasa berdosa karena berdagang batik.
Artikel Terkait
Diduga Kelelahan, Pemotor Asal Batang Meninggal Dunia di Pinggir Jalan Pekalongan
Diduga Rem Blong, Truk Ekspedisi Tabrak Truk Boks di Batang hingga Ringsek
Lansia di Gringsing Batang Ditemukan Tewas Gantung Diri
5 Tahun Jabat Bupati Batang, Wihaji 3 kali Naikan Insentif Ketua RT Hingga Rp7,25 Miliar
Bupati Batang Wihaji Berhasil Pertahankan Tradisi Prestasi Raih Opini WTP Dari BPK RI
Belum Ketemu, Pencarian Bocah 7 Tahun Tenggelam di Sungai Kupang Batang Dihentikan