Asal Usul Tembakau Srintil yang Harganya Jutaan Rupiah

photo author
- Minggu, 17 Juli 2022 | 08:14 WIB
Lintingan dari Tembakau Srintil Grade G  (Instagram / kfatobacco)
Lintingan dari Tembakau Srintil Grade G (Instagram / kfatobacco)

AYOSEMARANG.COM -- Temanggung merupakan sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, wilayah ini terkenal dengan penghasil tembakau dengan kualitas terbaik.

Jenis tembakau srintil kerap digunakan sebagai campuran industri rokok kretek, tembakau jenis srintil memiliki kadar nikotin yang cukup tinggi aroma yang khas.

Hal itu yang membuat tembakau jenis srintil dibandrol engan harga cukup tinggi. Bahkan jenis ini masuk dalam daftar jenis tembakau dengan kualitas dan harga cukup mahal.

Baca Juga: 5 Kepercayaan Masyarakat terhadap Ayam Cemani, Kerap Jadi Media Sesajen

Pada tahun 2018 silam, jenis srintil dihargai Rp 550.000 per kg dan pernah mencapai angka Rp 1 juta per kg tegrantung kualitas dan cara penggolahan.

Jenis ini hanya bisa ditemui di daerah lereng Gunung Sumbing bagian Timur seperti Desa Lamuk, Banaran, Telogomulyo dan Desa Dampit Losari.

Asal Usul

Asal usul Tembakau Srintil berasal dari kisah Sunan Kedu (wali di daerah Kedu) yang melapor kepada Sunan Kudus jika bibit tembakau tidak bisa ditanam di wilayah itu.

Baca Juga: Taman Ismail Marzuki: Sejarah, Lokasi, Tiket, dan Cara Berkunjung

Sunan Kudus pun melepas hewan capung berwarna emas peliharaannya yang jatuh tepat di lereng Gunung Sumbing sebelah timur. Lokasi itulah yang sekarang menjadi tempat munculnya tembakau jenis srintil.

Tak hanya itu berkat barokah Sunan Kudus wilayah yang sekarang bernama Kabupaten Temanggung terkenal dengan penghasil tembakau terbaik.

Baca Juga: Perbedaan Rokok Tembakau dan Rokok Elektrik, Lebih Bahaya yang Mana?

Nama Srintil berasal dari kata Sri dan Ngintil, Sri bermakan kesuburan atau keberuntungan. Sedangkan Ngintil berasal dari bahasa Jawa yang berarti mengikuti, bisa di simpulkan tembakau jenis ini berarti kesuburan dan keberuntungan.

Uniknya tembakau jebis ini memiliki waktu jemur yang cukup lama, sekitar 4-5 hari. Sedangkan tembakau biasa seharian saja sudah kering tergantung terik sinar matahari.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemenimipas Teken MoU dengan Delapan Lembaga Negara

Rabu, 19 November 2025 | 21:03 WIB
X