Baca Juga: Deretan Kontroversi Alvin Faiz, Dari Dugaan Berzina Hingga Tuduhan Penggelapan Dana untuk Foya-Foya
“Yang ada adalah semacam pertengkaran. Kayak Yosua (J) mau naik melihat Ibu (PC). Sementara Ibu dalam kondisi menangis di atas. Meluk Susi (ART). Dan Yosua ditegur sama Kuat,” kata Erman.
Cerita itu, kata Erman, didapat RR dari penjelasan Kuwat yang melihat Brigadir J, berusaha menemui PC, tetapi dihalang-halangi oleh Kuat dengan pisau.
“Karena Bripka RR mendengar dari Kuat, kok Yosua naik turun mau ngapain. Tetapi ditegur malah lari. Itu yang kita tidak tahu ada apa,” terang Erman.
Baca Juga: Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis Rp 950 Ribu, Login Langsung Cair
Sementara pengakuan Yosua kepada Bripka RR, kata Erman, juga tak ada yang mengarah ke penjelasan soal latar belakang pertengkaran dengan Kuat Maruf.
Sebab kata Erman, cerita Bripka RR saat membawa Brigadir J menemui PC di dalam kamar, tak ada menjelaskan tentang apa pun.
“RR kan pernah tanya kepada Yosua ada apa. Tetapi, Yosua bilang, nggak ada apa-apa. Jadi RR ini, nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” kata Erman.
Erman mengungkapkan, Bripka RR baru tahu adanya peristiwa pelecehan, ataupun kekerasan seksual itu, setelah tiba di Saguling III, di Jakarta Selatan (Jaksel).
Pun itu, kata Erman, Bripka RR mengaku mendapatkan informasi tersebut setelah Sambo memerintahnya menghadap di lantai tiga rumah tinggal itu.
“Kan itu, Pak Sambo tanya (kepada RR), apa kamu tahu Ibu (PC) dilecehkan,” kata Erman.
Namun, Bripka RR, dalam introgasi langsung oleh Sambo itu, pun mengaku tidak tahu. “Saya (RR) nggak tahu Pak,” kata Erman.
Pun, pengakuan Bripka RR, kata Erman, tak menyangka dirinya yang pertama kali diperintah untuk menembak Brigadir J.
Mengutip republika.co.id -- jaringan AyoSemarang, kata Erman, Bripka RR menolak perintah tersebut dengan alasan tak berani menembak orang.