Tangis Pecah! Ini Kesaksian Seorang Aremania, YP, Ungkap Kronologi Dihajar Aparat di Tragedi Kanjuruhan

photo author
- Jumat, 7 Oktober 2022 | 20:35 WIB
Yohanes Prasetyo, seorang aremania yang turun ke lapangan, dan memohon pada pihak aparat agar tidak menembakkan gas air mata
Yohanes Prasetyo, seorang aremania yang turun ke lapangan, dan memohon pada pihak aparat agar tidak menembakkan gas air mata

AYOSEMARANG.COM -- Tragedi Kanjuruhan menyisakan perih dan luka bagi korban salah sasaran pada insiden berdarah yang terjadi pada Sabtu (01/10/2022) lalu.

Diketahui, tercatat ada 131 jiwa meninggal dalam tragedi Kanjuruhan dan juga ratusan korban luka-luka.

Kini tragedi Kanjuruhan tersebut dalam proses penyelidikan polisi dan kini banyak beberapa diantara Supporter Arema yang dimintai keterangan sebagai saksi.

Satu diantaranya adalah sosok remaja berinisial YP atau Yohanes Prasetyo, dalam program Mata Najwa edisi "Tragedi Kanjuruhan #UsutsampaiTuntas", Kamis (6/10/2022). Ia menyatakan kesaksiannya telah dipukuli aparat saat kejadian tersebut.

Baca Juga: Para Saksi Tragedi Kanjuruhan Diperiksa, 31 di Antaranya Polisi

Yohanes Prasetyo memberikan kesaksian di Mata Najwa
Yohanes Prasetyo memberikan kesaksian di Mata Najwa (Tangkap Layar)

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (1/10/2022) lalu di Stadion Kanjuruhan, Malang dalam laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Disebut tragedi lantaran memakan ratusan korban jiwa.

Mulai menit ke-30 dari siaran langsung kanal YouTube Najwa Shihab itu, Yohanes Prasetyo ungkap kesaksiannya yang turun ke lapangan untuk meminta polisi agar tidak lagi menembakkan gas air mata. Namun, ia justru menerima serangan berkali-berkali dari aparat.

Dalam kesempatan tersebut, Yohanes yang berdampingan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam) Mahfud MD mengawali dengan pernyataan bahwa sebetulnya ia tidak berinisiatif untuk turun ke lapangan. Keputusan ini berubah saat ia mendengar gas air mata yang ditembakkan ke tribun.

Baca Juga: Menit 80 Pertandingan Pintu Stadion Kanjuruhan Harusnya Terbuka, Siapa yang Salah?

"Sebenernya nggak ada inisiatif untuk turun. Saya mau pulang, mau kerja. Sengaja saya nggak pulang karena mau nunggu. Tapi ternyata ada keributan. Ada tembakan gas air mata ke tribun enam atau tujuh kali gitu," ungkap Yohanes.

Ia bergegas ke luar stadion, namun tidak sempat. Alhasil, dirinya juga ikut mengalami rasa sakit akibat gas air mata hingga sulit melihat.

"Saya buru-buru ke luar tapi nggak bisa. Jadi saya kena gas air mata. Mata saya perih, nggak bisa dibuka. Saya cuma bisa denger saudara-saudara saya Aremania minta tolong," lanjutnya.

Baca Juga: Bukan Tawuran, Ini Kesaksian Salah Satu Pemain Arema Ungkap Kelakuan Aremania di Tragedi Kanjuruhan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wahyu Vitaarum

Sumber: Suara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X