Sambil tersenyum, Kuat Maruf tetap kekeuh pada keterangannya yang menyatakan dirinya tidak melihat Ferdy Sambo menembak Yosua walau hasil di poligraf dinilai berbohong.
"Terima kasih yang Mulia, bahwa saya sudah jujur kalau saya tidak melihat. Tapi di poligraf kok masih berbohong. Begitu saja," ucap Kuat.
Setelah itu, saat jaksa bertanya apa maksud dari hasil tes poligraf tersebut, Aji Fibriyanto menjelaskan bahwa apabila memiliki nilai minus diartikan bohong dan apabila jujur akan memiliki hasil plus.
Bahkan ahli poligraf tidak hanya menginformasikan hasil tes kebohongan, tetapi juga pertanyaan terkait mengapa Kuat Maruf memiliki dua hasil yang berbeda.
"Untuk saudara Kuat, pertanyaan relevannya adalah, apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua, (jawabannya) tidak, jujur," ucap Aji Fibriyanto.
Sedangkan untuk pemeriksaan kedua Kuat Maruf, Aji Fibriyanto menuturkan pertanyaannya adalah, apakah kamu melihat Ferdy Sambo menembak Yosua?. Kuat Maruf menjawab tidak.
Jawaban Kuat Maruf itulah yang terindikasi tidak jujur atau berbohong berdasarkan hasil tes poligraf.
Lagi-lagi Kuat Maruf seakan tidak percaya dengan dengan hasil tes poligraf tersebut. Ia mengaku heran atas hasil tes kebohongan karena menurutnya dirinya tidak merasa berbohong.
"Bahwa saya sudah jujur saya tidak melihat, tapi kok di poligraf kok masih berbohong?" tanya Kuat Maruf.
Sekedar diketahui, poligraf merupakan alat uji kebohongan, adalah tes yang digunakan pada penyelidikan di kepolisian untuk menyelidiki sebuah kasus, apakah perkataan saksi maupun tersangka jujur atau tidak. ***(Syarifuddin)