Bukan Hujan Air, Tempat Ini Memiliki Fenomena Aneh Hujan Berlian!

photo author
- Selasa, 24 Januari 2023 | 21:05 WIB
Tempat ini bukan hujan air tetapi berlian (Pixabay)
Tempat ini bukan hujan air tetapi berlian (Pixabay)

Berawal dari badai petir yang mengubah metana menjadi karbon yang kemudian mengeras menjadi grafit.

Lalu saat grafit tersebut memasuki atmosfer planet, mereka berubah mengeras menjadi permata.

Berlian-berlian ini kemudian masuk lebih jauh ke dalam planet hingga mendekati inti planet.

Karena inti kedua planet tersebut memiliki suhu yang sangat tinggi, berlian-berlian tadi tidak dapat bertahan dengan wujud kristal sehingga mereka mencair.

Baca Juga: Apakah SNBP Ada Tes? Ternyata Hal Ini yang Jadi Dasar Penilaian, Kamu Sudah Siap?

Kemungkinannya adalah inti kedua planet ini memiliki lautan berlian cair.

Menurut para ilmuwan, berlian di planet Saturnus berukuran sekitar 1 cm. Hujan berlian tersebut juga terjadi tiap tahun. Bahkan diperkirakan planet Saturnus menghasilkan 1.000 ton berlian pertahunnya.

Hujan berlian juga terjadi di Planet Uranus dan Neptunus

Tidak hanya di Jupiter dan Saturnus, fenomena hujan berlian juga terjadi di planet Uranus dan Neptunus.

Baca Juga: Waspadai Hubungan Depresi dengan Obesitas, Segera Lakukan Hal Ini Jika Alami Gejala Depresi

Karena jaraknya yang sangat jauh dari bumi dan kondisi lainnya, Uranus dan Neptunus belum pernah sekalipun terjamah oleh manusia.

Para ilmuwan menganggap bahwa sistem tata surya kedua planet tersebut cukup membingungkan. Ditambah lagi dengan adanya fenomena hujan berlian. Hal ini membawa mereka untuk melakukan sebuah eksperimen.

Eksperimen tersebut menghasilkan hipotesis yang cukup masuk akal. Suhu di bawa permukaan Uranus dan Neptunus sangatlah panas, kemudian terjadi tekanan yang sangat tinggi di dalamnya. Tekanan yang tinggi tersebut mengubah karbon menjadi berlian. Lalu berlian-berlian ini akan masuk semakin dalam mendekati inti planet.

Fenomena hujan berlian ini kemudian dijadikan eksperimen oleh seorang fisikawan bernama Dominik Kraus dan timnya. Ia menggunakan hydrocarbon poly styrene sebagai pengganti metana yang kemudian dipanaskan dan diberi tekanan. Hasil dari pemanasan tersebut adalah kristal atau berlian, yang keadaannya sama dengan planet Uranus dan Neptunus.

Baca Juga: Nyesel Kalau Enggak Tahu! Ini 6 Manfaat Ramuan Daun Mengkudu bagi Perkutut, Bikin Sehat dan Gacor?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemenimipas Teken MoU dengan Delapan Lembaga Negara

Rabu, 19 November 2025 | 21:03 WIB
X