AYOSEMARANG.COM -- Berbuka dengan bubur samin di Masjid Darussalam, Solo mungkin menjadi satu hal yang diimpikan oleh warga Surakarta dan sekitarnya sejak tahun 1985.
Kelezatannya dan aroma minyak saminnya sudah tidak diragukan lagi.
Bubur yang berasal dari Banjar Kalimantan ini bukan hanya populer di kalangan warga Solo, namun sudah meluas hingga luar daerah.
Baca Juga: Pedagang Takjil Musiman Jalan Veteran Jadi Pusat Kuliner Bulan Ramadahan 2023 di Batang
Namun di antara kelezatannya, aromanya dan kepopulerannya, tahukah Anda bagaimana proses pengolahannya?
Bubur samin yang dijadikan takjil khas Masjid Darussalam ini diolah oleh pengurus masjid itu sendiri.
Mulai dari meracik bumbu rempah hingga mengolahnya dengan bahan yang dibutuhkan, di antaranya beras, tetelan daging, sayur, santan dan tidak boleh ketinggalan minyak samin sebagai ciri khas bubur ini.
Bahan dan bumbu tersebut kemudian ditempatkan dalam satu wadah berupa panci besar untuk dimasak.
Baca Juga: Sate Bumbon Khas Kendal Kini Bisa Tahan Satu Tahun Lho
Dengan cara dipanaskan di atas kompor selama dua jam lebih hingga menjadi bubur samin.
Agar kematangannya merata serta mendapatkan rasa lezat yang maksimal.
Maka selama proses memasak tersebut harus diaduk secara terus menerus tidak boleh berhenti.
Karena pengadukan dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan dalam situasi puasa serta hawa panas dari kompor, membutuhkan 8 hingga 10 orang untuk melakukannya secara bergantian.