Tentang Daftar Pustaka

photo author
- Minggu, 17 April 2022 | 18:43 WIB
Imaniar Yordan Christy, Guru SMA Negeri 5 Semarang. 				                             (dok pribadi)
Imaniar Yordan Christy, Guru SMA Negeri 5 Semarang. (dok pribadi)

Nasib teks bacaan agak lebih baik di buku Bahasa Indonesia Kelas XII (Artati dan Darmawati, 2019) terbitan Intan Pariwara karena tercantum dengan nama penulis dan terdata dengan jelas di daftar pustaka dengan kaidah penulisan yang baik. Tetapi jika bacaan yang diambil itu dari situs internet ternyata dalam buku tersebut tidak dicantumkan dalam daftar pustakanya hanya saja link situs ditulis di bawaan teks bacaan dan bisa kita lacak keberadaannya.

Sementara untuk teori dalam buku tersebut tidak ada sumber ilmiahnya sama sekali yang tercantum dalam bagian isi. Hanya saja dibagian daftar pustaka kita menemukan Kritik Sastra (Ismawati, 2014), Kitab Kritik Sastra (Mahayana, 2015), Teori Pengajaran Fiksi (Nurgiyantoro, 2015), Panduan Membuat Surat Lamaran Kerja Curruculum Vitae (CV) (Oktora, 2007), dan Panduan Wacana dan Apresiasi Musikalisasi Puisi (Salad, 2015).

Baca Juga: Soal Isu Arya Saloka akan Tinggalkan Sinetron Ikatan Cinta? Begini Respons Para Fans
Dalam buku Bahasa Indonesia Kelas XII (Mulyadi, 2018) terbitan Yrama Widya dalam materi Mengonstruksi Kritik dan Esai halaman 232 kita patut memberikan apresiasi karena penulis mencantumkan sumber pada teori yang ia kutip. Tertulis “pada prinsipnya, mengonstruksi kritik dan esai berkaitan dengan tiga aspek berikut (Pradopo, 2005)” dan jika kita lacak pada halaman daftar pustaka tercantumlah Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sayangnya, hanya itu saja teori yang tercantum dengan jelas sumbernya.

Telaah terhadap buku teks pelajaran seharusnya dapat dilakukan lebih baik lagi sehingga ketika buku teks tersebut beredar di pasaran maupun dibagikan untuk dipinjamkan pada siswa buku tersebut benar-benar siap digunakan. Apalagi di era 4.0 di mana informasi mudah sekali kita temukan dalam jejaring internet, ada baiknya buku teks dapat digunakan sebagai penangkal hoaks yang teruji keilmiahannya.

Siswa yang dituntut dapat berpikir HOTS (Higher Order Thinking Skills) akan sangat kritis membaca teori maupun baacaan yang ada dalam buku teks sehingga akan menimbulkan mosi ketidakpercayaan siswa pada buku pelajaran yang ia gunakan.***
Penulis: Imaniar Yordan Christy, Guru SMA Negeri 5 Semarang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perlukah Outsourcing Dihapus?

Kamis, 8 Mei 2025 | 11:28 WIB
X