SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Beredar isu jika Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta dan Wakapolda Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo menjadi dalang penembakan gas air mata yang menyebabkan tragedi Kanjuruhan, Sabtu 01 Oktober 2022.
Diketahui, Tragedi mengerikan terkait dunia sepak bola yakni tragedi Kanjuruhan sampai trending topic Twitter khususnya menyangkut gas air mata.
Tragedi di Stadion kanjuruhan Malang ini, dalam pertandingan Liga 1 Persebaya Surabaya vs Arema FC, Sabtu 01 Oktober 2022.
Dalam kerusuhan yang bergejolak itu, terjadi karena berawal dari tim Arema FC kalah di kandang sendiri melawan Persebaya dengan skor 2-3.
Baca Juga: Ada Apa dengan Gate 13 di Tragedi Kanjuruhan? Seorang Saksi Mata Ungkap Kengeriaanya: kuburan massal
Sehingga memicu suporter meluapkan emosinya yang tak terkendali sampai mereka terjun ke lapangan setelah pertandingan itu.
Sampai akhirnya, polisi menembakkan gas air mata kepada para Aremania itu hingga memicu kepanikan dan membuat penonton berdesakan menuju pintu keluar, yang menyebabkan mereka mengalami sesak nafas, penumpukan massa, sampai terinjak-injak.
Update terakhir dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, jumlah korban 182 jiwa. Laporan dari polres malang, sebagian besar belum berusia 17 tahun sehingga belum miliki KTP.
Sementara itu, akun Twitter dinagustavsson menyebut jika Kapolda dan Wakapolda Jawa Timur merupakan anak buah Ferdy Sambo.
Keduanya pernah tergabung dalam tim Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin Eks Kadiv Propam itu.
Baca Juga: Kenapa Gas Air Mata Tetap Ditembakan di Stadion Kanjuruhan? Padahal Sudah Dilarang FIFA
Menurutnya, saat terjadi kerusuhan Irjen Nico Afinta dan Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo sedang berada di Stadion Kanjuruhan.
Perintah menembakan gas air mata ke tribun suporter pada saat terjadi kerusuhan disebut datang dari keduanya.
“Kapolda-Wakapolda Jatim yang merupakan Tim satgasus merah putih ini pada tanggal 1 oktober 2022 berada di stadion Kanjuruhan ikut menonton pertandingan Bola,” cuitnya, Senin 3 Oktober 2022.