AYOSEMARANG.COM -- Universitas Islam Malang (Unisma) menyambut 3.567 mahasiswa baru pada acara Pembukaan Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus (Oshika) tahun ajaran 2023/2024.
Acara yang dibuka pada Senin 18 September 2023, berlangsung selama 3 hari dengan mengusung semangat Kampus Multikultural, karena banyaknya mahasiswa baru yang berasal dari berbagai suku, negara, dan agama.
Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si, mengatakan, terdapat hal menarik tentang keberagaman mahasiswa baru Unisma kali ini. Dari jumlah 3.567, sebanyak 3.531 mahasiswa berasal dari 32 provinsi di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Unisma Malang Ekspansi Kerja Sama Ke Khazar University, Azerbaijan
Sedangkan 36 mahasiswa lainnya merupakan mahasiswa asing yang mewakili 8 negara, termasuk Rumania, Belgia, Yaman, Sudan, Korea, Palestina, Mesir, dan Timor Leste.
“Bagi mahasiswa yang Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu, jangan kecil hati. Karena Anda adalah saudara kami semua, dan juga mendapatkan pelayanan yang sama dengan yang muslim, tidak akan kami beda-bedakan. Bahkan, saya berharap ke depan, ajak teman dan saudara-saudara anda belajar di Unisma sebagai kampus multikultural,” ujar Prof. Maskuri, ditemui usai memimpin Rapat Terbuka Senat Oshika Maba 2023.
Lebih lanjut, Prof. Maskuri juga menekankan prinsip inklusivitas di Unisma. Pihaknya menegaskan bahwa seluruh mahasiswa, tanpa memandang agama, akan mendapatkan perlakuan yang sama dalam hal pelayanan selama perkuliahan.
Baca Juga: Masih Dibuka, Pendaftaran Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit Unisma Malang untuk 50 Kuota
“Harapannya semua di sini bersatu, sehingga di situlah kekuatan Unisma dengan cross culturenya dari berbagai suku, bangsa, negara, dan agama, itu ada di Kampus Universitas Islam Malang,” tambahnya.
Di sisi lain, dalam kesempatannya saat membuka Rapat Senat tersebut. Prof Maskuri juga mengingatkan kepada para mahasiswa baru, terkait pentingnya keseimbangan antara ilmu dan agama. Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan bahwa di Unisma, mahasiswa muslim akan mengikuti beragam aktivitas untuk meningkatkan pemahaman keberagamaan.
“Mulai dari Halaqoh Diniyah, Kuliah Agama, Kajian Islam interdisipliner, Latihan Kepemimpinan Ahlussunnah Wal Jama’ah, dan pesantrenisasi. Maka, cintai dan nikmati setiap momen yang anda jalani di sini. Karena titik-titik itu akan membuka dan membentuk pribadi anda semua,” pungkasnya.
Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji, memberikan orasi ilmiah berjudul “Menjadi Generasi Unggul Menyongsong Indonesia Emas 2045” dalam Rapat Senat tersebut. Pihakmya menyoroti pentingnya untuk beradaptasi dalam era digitalisasi dan perubahan informasi yang semakin cepat.
Baca Juga: Student Exchange, Unisma Malang Kirim Mahasiswa National Pingtung University Taiwan
“Kita perlu menjadi kreatif, memiliki mentalitas kuat, dan karakter yang kokoh untuk menjadi pemimpin masa depan. Selain itu, kita harus mempersiapkan diri dengan kapasitas teknis yang maksimal,” ungkap Wali Kota Sutiaji.