SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni, Unnes Semarang menggelar Pameran Presentasi bertajuk Karya Sana Curhat Sini, di Kedai Romo, Sekarang, Kamis 20 Juni 2024.
Pameran tersebut adalah bagian dari mata kuliah Ilustrasi Ceritera dan Mata Kuliah Gambar Imajinatif mahasiswa Seni Rupa Unnes Semarang di semester 6.
Arif Hadinata, dosen praktisi pengampu kedua mata kuliah di Unnes Semarang sekaligus pemilik Hokgstudio mengatakan Pameran Presentasi menjadi kegiatan pamungkas rangkaian 12 jam mata kuliah tersebut.
Ia menyampaikan tantangan yang dihadapi praktisi dalam menyampaikan materi, tema visual menjadi tantangan harus relevan dengan permasalahan para mahasiswa.
Baca Juga: Tunjang Prestasi Atlet Tenis, Pelatih Kenalkan Aplikasi Deteksi Pukulan Forhand
“Proses penyesuaian ini membutuhkan observasi yang cermat sebelum memulai praktik agar materi yang disampaikan merupakan materi yang dibutuhkan oleh mahasiswa,” terangnya dalam keterangan, Sabtu 22 Juni 2024.
Adapun alasannya memilih medium x-banner dibanding kanvas maupun spanram karena dinamika seni rupa di era digital yang lebih familiar dengan sosial media dan cetak digital.
Dengan penggunaan medium tersebut, pengerjaan menjadi lebih singkat dibanding lukis atau gambar manual.
Ditambah, para mahasiswa lebih memilih menggunakan perangkat digital dibanding perangkat manual ketika mengerjakan tugas.
Baca Juga: Cocok dengan Skema Pelatih, Adi Satryo Diikat PSIS Semarang 2 Musim Lagi
Sementara, pameran presentasi ini memberikan pengalaman menyampaikan gagasan dan karya karena menurutnya nilai sebuah karya bukan hanya pada tampilan visual, tapi juga cerita di balik karya tersebut.
“Saya berharap mahasiswa ke depannya perlu meningkatkan percaya diri dan berani mengutarakan pikirannya sehingga saat mereka sudah selesai dari perguruan tinggi, mereka bisa menyampaikan karya pada kolektor ataupun klien,” terang pria yang dikenal sebagai Hokage.
Alumnus dari prodi memiliki keresahan mengenai kurang cakapnya para pelaku seni, baik seniman, pekerja seni, maupun yang nantinya menjadi pendidik kurang mahir dalam menceritakan konsep maupun isi karyanya.
Dampak dari ketidakcakapan ini ialah audiens kurang bisa memahami konteks karya saat mengunjungi pameran karena sang seniman tidak bisa menjelaskan karya dengan baik.