Ruang Isyarat: Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM Gencarkan Inklusi Difabel Lewat Pelatihan Bahasa Isyarat

photo author
- Selasa, 1 Juli 2025 | 20:16 WIB
Pelatihan bertajuk “Ruang Isyarat” dengan tagline Ruang Kita, Bahasa Kita bagian dari program KKN Internal mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) USM. (Dok.)
Pelatihan bertajuk “Ruang Isyarat” dengan tagline Ruang Kita, Bahasa Kita bagian dari program KKN Internal mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) USM. (Dok.)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM— Suasana inklusif dan penuh semangat memenuhi ruang Universitas Semarang (USM) pada Senin, 30 Juni 2025, dalam acara pelatihan bertajuk “Ruang Isyarat” dengan tagline Ruang Kita, Bahasa Kita. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internal mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) USM, yang secara khusus berfokus pada pengembangan pemahaman dan praktik inklusi difabel.

Program ini berhasil menarik peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga pekerja muda di Kota Semarang. Antusiasme tinggi terlihat dari keinginan mereka untuk lebih mengenal dunia Tuli dan bahasa isyarat.

Pelatihan ini merupakan wujud nyata komitmen Prodi Ilmu Komunikasi FTIK USM dalam membekali mahasiswa dengan kepekaan sosial dan keterampilan menciptakan masyarakat yang inklusif. Mahasiswa KKN pun berperan aktif menyebarkan kesadaran pentingnya inklusi difabel, khususnya dalam bidang komunikasi.

Tiga sesi utama dalam pelatihan ini dibawakan oleh narasumber dari Komunitas Peduli Isyarat Semarang:

1. Mahendra Teguh Priswanto – Dunia Tuli & Bahasa Isyarat


2. Stefanus Ming – Etika sebagai Orang Dengar


3. Bebe Stevia – Sesi praktik langsung Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo)

 

Selain pelatihan, kegiatan ini juga diramaikan oleh stan produk dari Roemah Difabel Shop yang menampilkan karya dan usaha kreatif komunitas difabel. Inisiatif ini merupakan bentuk pemberdayaan ekonomi yang ramah disabilitas, sejalan dengan visi KKN Internal untuk mendukung kemandirian difabel.

Kehadiran para tamu undangan turut memperkuat semangat acara ini. Hadir di antaranya: dosen USM RR. B. Natalia Sari P., S.Psi., M.Si.; B. Noviana Dibiantari R., founder Komunitas Sahabat Difabel–Roemah Difabel (KSD-RD); Dodi Susetiadi; perwakilan Paguyuban Difabel Kota Semarang; serta Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himsik) Kota Semarang.

“Materinya ringan tapi ngena. Sesi praktik bahasa isyarat sangat membantu saya memahami bahwa komunikasi tidak hanya soal suara,” ungkap Bagus, peserta pelatihan yang merupakan pekerja muda dari Semarang.

Bebe Stevia, salah satu pemateri, menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan ini. “Merupakan sebuah kehormatan memberikan edukasi tentang dunia Tuli, etika sebagai orang dengar, dan pelatihan Bahasa Isyarat (Bisindo). Saya berharap dapat terus mengadvokasi agar kelompok disabilitas Tuli mendapatkan aksesibilitas dan kehidupan yang setara dengan masyarakat umum,” ujarnya.

Melalui Ruang Isyarat, para peserta diajak menyadari pentingnya keberagaman dan menjadi bagian dari masyarakat yang inklusif. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa inklusi sosial bisa dimulai dari ruang-ruang kecil yang memberi ruang belajar dan apresiasi terhadap perbedaan. Hal ini sejalan dengan tujuan Program KKN Internal Ilmu Komunikasi FTIK USM untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka secara sosial dan mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X