Mbalah Aswaja Unisma Kaji Relevansi Tasawuf di Era Modern

photo author
- Sabtu, 15 November 2025 | 11:37 WIB
Lembaga Pengkajian Islam dan Keaswajaan Unisma menggelar kegiatan Mbalah Aswaja di Masjid Ainul Yaqin, menghadirkan  Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum sebagai pemateri dengan  tema “Tasawuf dan Aktualisasi Diri dalam Kehidupan Modern.” (dok.)
Lembaga Pengkajian Islam dan Keaswajaan Unisma menggelar kegiatan Mbalah Aswaja di Masjid Ainul Yaqin, menghadirkan Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum sebagai pemateri dengan tema “Tasawuf dan Aktualisasi Diri dalam Kehidupan Modern.” (dok.)

AYOSEMARANG.COM – Lembaga Pengkajian Islam dan Keaswajaan Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menggelar kegiatan Mbalah Aswaja di Masjid Ainul Yaqin, Rabu (12/11). Pada kesempatan kali ini, Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum hadir sebagai pemateri dengan mengangkat tema “Tasawuf dan Aktualisasi Diri dalam Kehidupan Modern.”

 

Di awal pemaparan, Prof. Ali Masykur Musa mengajukan dua pertanyaan fundamental kepada peserta. Pertama, apakah keberadaan manusia di dunia merupakan tujuan (maqasid) atau sekadar perantara menuju akhirat (washilah)? Kedua, mengapa manusia yang diciptakan dengan derajat ahsanu taqwim justru sering terjerumus ke tingkat asfala safilin dalam kehidupannya?

 

Dari dua pertanyaan tersebut, ia menjelaskan kembali konsep penciptaan manusia dan perannya sebagai hamba Allah. Menurutnya, dunia hanyalah tempat persinggahan sementara menuju kampung akhirat. Banyak manusia yang kemudian terjebak oleh tipu daya dunia hingga melupakan tujuan hakikinya.

Baca Juga: Adu Sengit! 250 Anak Muda Bakal Bertarung Kickboxing di Kapolda Cup II Semarang

“Ketika seseorang menyadari tujuan hidupnya, ia harus segera mencari bekal berupa ilmu ruhani yang sejati, yakni makrifatullah—mengenal Allah dengan kesadaran hati yang paling dalam,” ujarnya.

 

Untuk sampai pada makrifatullah, lanjutnya, seseorang harus memulai dengan memahami diri sendiri (makrifatun nafs) melalui jalan thariqah agar mampu menentukan arah spiritual yang benar. Ia menegaskan bahwa Islam dibangun atas tiga fondasi utama: iman di hati, ilmu dalam syariat, dan ihsan dalam adab serta tasawuf.

 

“Kebanyakan manusia berhenti pada syariat. Padahal ketiganya harus disempurnakan agar menjadi muslim yang kaffah. Sublimasi dari agama itu adalah adab,” jelasnya.

 

Prof. Ali Masykur Musa juga menekankan bahwa inti tasawuf adalah tarbiyatur ruhani, pendidikan jiwa yang mengantarkan manusia pada tazkiyatun nafs dan tasfiyatul qalbi—proses penyucian jiwa dan pembersihan hati. Untuk mencapainya, seseorang harus melalui tahapan takhalli, tahalli, dan tajalli.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X