AYOSEMARANG.COM -- Pada pondok pesantren memiliki metode yang beragam dalam mendidik santri agar menjadi ulama ahlul ilmi.
Demikian pula dengan Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan, Jawa Timur yang berdiri sejak tahun 1831 ini.
Di pondok pesantren yang termasuk 10 pondok tertua di Jawa Timur ini dalam mendidik santrinya memiliki metode tersendiri.
Satu metode yang pada akhir menjadi sebuah tradisi yang berupa Tradisi Santri Naun.
Naun berasal dari kata tahun maksud dari Naun itu sendiri adalah satu ikrar santri untuk terus berada di pondok dalam waktu tertentu.
Ikrar tersebut akan di ucapkan oleh santri di hadapan Kyai Pengasuh Pondok biasanya Naun dilaksanakan selama 3 tahun 3 bulan 3 minggu dan 3 hari
Dan selama rentang waktu tersebut santri tidak meninggalkan pondok termasuk pulang ke kampung halamannya.
Namun pada perkembangannya Naun ini terbagi menjadi 3 yaitu selama waktu tersebut santri tidak meninggalkan pondok.
Baca Juga: Cegah Datangnya Penyakit pada Burung Perkutut dengan Obat Paling Mujarab Ini!
Kedua tidak keluar dari Pacitan dan yang ketiga tidak Pulang ke kampung halaman apapun alasannya.
Ujian terberat bagi santri naun adalah saat bulan Ramadhan hingga Idul Fitri karena saat itu santri yang tidak naun diliburkan .
Dan momen ini menjadi kesempatan mereka untuk bertemu orang tua dan keluarga di kampung halamannya.
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi santri naun karena mereka memilih bertahan di pondok.