pendidikan

PGRI Jateng Tolak Wacana Enam Hari Sekolah, Tegaskan Lima Hari Sudah Paling Ideal

Kamis, 27 November 2025 | 10:08 WIB
Ilustrasi. PGRI Jateng secara tegas menolak wacana pengembalian enam hari sekolah. (istimewa)

AYOSEMARANG.COM -- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah secara tegas menolak rencana penerapan kembali sistem enam hari sekolah untuk jenjang SMA/SMK.

Organisasi guru tersebut menilai kebijakan lima hari sekolah yang saat ini berlaku sudah sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak, guru, dan keluarga.

Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi, menyebut bahwa skema lima hari sekolah sejak awal dirancang agar siswa memiliki ruang berkumpul dengan keluarga pada akhir pekan.

Baca Juga: PPPK Gantikan Guru Honorer di Semarang, Semua Wajib Lulus PPG

"Dari awal lima hari sekolah itu diambil agar anak memiliki dua hari untuk keluarga. Tugas mendidik utama adalah orang tua, sekolah membantu. Anak juga perlu waktu berinteraksi di masyarakat," ujarnya, dikutip Ayosemarang.com, Kamis 27 November 2025.

Muhdi mengungkapkan bahwa Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti juga menekankan pentingnya satu hari khusus setiap pekan untuk pengembangan diri guru.

Menurutnya, hari Sabtu semestinya dapat dimanfaatkan guru untuk pengembangan profesional, sekaligus menjadi waktu bagi siswa dan keluarga.

"Menteri juga menyampaikan bahwa tugas utama mendidik anak adalah orang tua. Sekolah atau guru kan prinsipnya adalah membantu. Maka dulu pemerintah mengambil lima hari (sekolah) agar punya dua hari untuk bersama keluarga," sambungnya.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan lima hari sekolah mempertimbangkan banyak aspek, mulai dari kebutuhan perkembangan anak, pola kehidupan orang tua yang umumnya libur di akhir pekan, hingga efisiensi ekonomi dan transportasi.

Baca Juga: Kasus Kematian Dosen Untag Semarang Naik Penyidikan, Polisi Tunggu Hasil Autopsi

Dua hari libur memberi kesempatan anak bersosialisasi, mengembangkan minat-bakat, hingga mengikuti berbagai aktivitas nonformal. Guru pun punya ruang untuk meningkatkan kompetensi dan merencanakan pembelajaran.

Muhdi menambahkan bahwa banyak siswa SMA/SMK di Jawa Tengah menempuh perjalanan jauh menuju sekolah, sehingga sistem lima hari dinilai lebih efektif dalam hal waktu dan biaya transportasi.

PGRI Jawa Tengah juga menilai kekhawatiran sebagian pihak terkait kurangnya pengawasan anak bukan alasan kuat untuk mengembalikan sistem enam hari sekolah.

Menurut mereka, pengawasan tetap merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga dan sekolah.

Halaman:

Tags

Terkini