Kerja Sama IKAPETE, Mbalah Aswaja Unisma Hadirkan Cucu Pendiri NU

- Rabu, 24 Agustus 2022 | 11:57 WIB
Sivitas Akademika Universitas Islam Malang (Unisma) bersama-sama Mbalah Kitab At-Tibyan karya KH. Hasyim Asy’ari. (dok unisma)
Sivitas Akademika Universitas Islam Malang (Unisma) bersama-sama Mbalah Kitab At-Tibyan karya KH. Hasyim Asy’ari. (dok unisma)

 

MALANG, AYOSEMARANG.COM -- Sivitas Akademika Universitas Islam Malang (Unisma) bersama-sama Mbalah Kitab At-Tibyan karya KH. Hasyim Asy’ari. Acara ini dilaksanakan di Masjid Ainul Yaqin Unisma, bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) Malang Raya.

Hadir sebagai pembicara atau pengkaji kitab, KH. Fahmi Amrullah Hadizq, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng Jombang. Dihadiri Rektor, Wakil Rektor 1, Wakil Rektor 2 dan para dekan Unisma.

Wakil Rektor 3 Unisma Dr. Ir. H. Badat Muwakhid, M.P mengatakan Mbalah Kitab merupakan salah satu kajian rutin Unisma. Biasanya yang dikaji tentang Ahlussunnah Wal Jamaah.

Baca Juga: Unisma Awards 2022, Wadah Apresiasi SDM Unggul Berprestasi Unisma Malang

“Hampir setiap bulan ada kajian Mbalah Kitab. Kali ini kita bekerjasama dengan IKAPETE Malang Raya untuk mengkaji Kitab At Tibyan,” ujarnya.

Wakil rektor 3 Unisma ini mengatakan, Kajian Kitab secara luring ini akan menjadi pemanasan sebelum kuliah luring dilaksanakan bulan depan. Dia berharap kajian ini menjadi pencerahan keilmuan bagi mahasiswa dan dosen serta jemaah yang ikut serta dalam kegiatan.

“Ini adalah kajian yang sangat penting. Akan banyak manfaat yang bisa digali dari kajian sehingga menjadi pencerahan bagi kita semua,” kata dia.

Baca Juga: Unisma Lepas 58 Mahasiswa Program PMMDN Kemendikbudristek Tahun 2022

Sementara itu, KH. Fahmi Amrullah Hadizq menyampaikan materi tentang Silaturahmi salah satu bab yang dijelaskan dalam Kitab At-Tibyan. Dia menerangkan bahwa silaturahmi itu wajib. Perintah Allah dan rasulullah. Yang tidak suka silaturahmi konsekuensinya tidak hanya di dunia. Tetapi juga di akhirat.

"Yang memutus (silaturahmi) termasuk dosa besar. Seburuk-buruknya kejelekan memutus silaturahmi,” terang Gus Fahmi, sapaan akrabnya.

Terkait materi tersebut, Rektor Unisma Prof. Dr. Maskuri, M.Si ikut memberikan tanggapan. Menurutnya orang menjadi hebat karena banyak silaturahmi. Dibangun dengan dua dimensi, yakni vertikal dan horizontal.

Baca Juga: Unisma Malang Kembali Raih Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri

“Keduanya memiliki kekuatan dahsyat. Silaturahmi ada semacam magnet. Keinginan lebih dekat. Ini yang disebut sebagai husnul muamalah,” katanya.

Ketua Presidium Nasional IKAPATE ini menjelaskan, bahwa seseorang tidak akan menjadi husnul khatimah tanpa husnul muamalah. Maka silaturahmi wajib dibangun lebih dulu.

Halaman:

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X