SALATIGA, AYOSEMARANG.COM -- Kuatkan profil pelajar Pancasila, SMP Stella Matutina Salatiga menggelar karya dan lomba permainan tradisional untuk para siswa.
Olah rasa adalah latihan yang menempatkan perasaan sebagai objek utama dari pengolahan atau latihan. Olah salira adalah mengolah badan, tubuh supaya sehat dan bugar.
Olah karsa adalah kemampuan seseorang untuk mengelola kepeduliannya terhadap orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Dari gagasan tersebut munculah tema gelar budaya, launching buku, dan open house SMP Stella Matutina Salatiga dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Baca Juga: Jokowi Apresiasi Kreativitas Siswa SMK PGRI 1 dan SMK PGRI 2 Kudus di Peringatan HUT PGRI
Gelar Karya dan Budaya itu dibuka oleh Ketua Panitia Th Erma Kusumawati, S.Psi, Suster Kepala Sekolah Sr. M. Christiana Tri Mulyani OSF, S.Pd, M.A, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Nunuk Dartini, S,Pd, M.Si yang mewakili PJ Wali Kota Drs. Sinung M Rachmadi, MM, yang berhalangan hadir karena adanya agenda yang bersamaan di tempat lain.
Dalam sambutannya, Nunuk Dartini menyampaikan bahwa SMP Stella Matutina Salatiga luar biasa.
“SMP Stella Matutina memang luar biasa karena sudah memberikan ruang anak-anak untuk berkreasi sesuai bidangnya. Selain itu juga mengadakan lomba permainan anak yang jarang dilombakan. Tak lupa selamat untuk 69 penulis yang keren yang sudah mampu membuat buku,” kata Nunuk melalui keterangan yang diterima Ayosemarang.
Acara yang digelar pada Sabtu 10 Desember 2022, dengan agenda utama gelar karya dan perlombaan permainan tradisional itu dimeriahkan dengan berbagai lomba, antara lain lomba gobak sodor, egrang, dakon, dan tari dolanan anak.
Baca Juga: 33 Taruna dan Taruni SMK Bina Utama Unjuk Kebolehan Sebelum Pembaretan Hari Ini
Selain itu juga diadakan launching buku karya 69 siswa- siswi SMP Stella Matutina yang berisi pengalaman menarik sehari-hari dengan judul “Diary Kecilku”.
Menurut guru Bahasa Indonesia E. Cahya Triastarka, S.Pd, untuk memunculkan penulis masa depan dimulai dari sekarang dengan mengajak anak didik menulis dari mulai hal yang sederhana.
“Awal pembuatan buku ini dari tugas Bahasa Indonesia membuat cerpen. Karena isinya bagus jadi saya mengajak beberapa anak yang suka menulis untuk sekalian nulis cerpen. Akhirnya 69 penulis bisa jadi satu. Tujuannya untuk dokumentasi sejarah pernah menulis buku dan mendorong literasi dan gemar menulis,” ungkap Cahya Triastarka.
Gelar Karya dan Budaya ini juga dimeriahkan dengan persembahan lagu-lagu, karya berupa mural, seni drum blek, tarian daerah, dan wirausaha berupa aneka makanan dari anak-anak kelas 8 dan 9 yang diperjual belikan di acara tersebut.
Baca Juga: SMA Negeri 1 Weleri Kembangkan Konsep Adiwiyata untuk Wirausaha
