SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Kepala Dinkes Kota, M. Abdul Hakam mengonfirmasi bahwa kasus kesehatan mental di Semarang didominasi oleh Kecamatan Mijen.
Berdasarkan skrining kesehatan mental yang menyasar pelajar dengan program Pelayanan dan Edukasi Terpadu Pelajar Kota Semarang (PITERPAN) wilayah Puskesmas Mijen menyumbang 61 kasus.
Kemudian penyumbang kasus kesehatan mental di Semarang yakni di Puskesmas Rowosari dan Puskesmas Srondol masing-masing 36 kasus.
"Kemudian, Puskesmas Padangsari 30 kasus. Puskesmas Halmahera dan Puskesmas Tlogosari masing-masing 24 kasus. Puskesmas Ngesrep menyumbang 22 kasus. Puskesmas lainnya masing-masing menyumbang kurang dari 20 kasus.," papar Hakam saat ditemui Selasa 24 Oktober 2023.
Lebih lanjut Hakam menjelaskan, berdasarkan data dari skrining tadi jika saat ini banyak kasus depresi berdasarkan skrining yang dilakukan, salah satunya adalah depresi yang menjadi kasus kesehatan tertinggi.
“Kita masuk ke sekolah, mulai dari SD, SMP, bahkan SMA untuk melakukan skrining,” katanya.
Dari data yang ada, kasus kesehatan mental tercatat sebanyak 935 kasus hingga 10 Oktober 2023.
Baca Juga: Umurnya 112 Tahun, Waduk Tua di Jawa Tengah ini Masih Kuat Aliri Sawah 750 Hektare, Ada di Semarang?
Kasus kesehatan mental didominasi kasus gangguang depresi sebanyak 445 kasus.
Kemudian, kasus gangguan campuran axietas dan depresi sebanyak 276 kasus.
Gangguan neurotik 31 kasus. Gangguan somatoform 65. Gangguan insomnia ada 116 kasus. Sedangkan, kasus percobaan bunuh diri sebanyak dua kasus.
“Angka ini kita dapat dari skrining kesehatan mental pada anak usia 4 - 18 tahun dan dewasa di atas 18 tahun dengan menggunakan SDQ,” jelasnya.
Selain itu Hakam menjelaskan penyebab depresi tak lain karena adanya pengaruh banyaknya interaksi dengan gadget.
Baca Juga: BPNT Sudah SPM Artinya Apa? Ini Dia Penjelasannya, Ternyata Ini!