Bisa Lewat Aplikasi, Mbak Ita Dorong Korban Kekerasan Seksual di Semarang Berani Melapor

photo author
- Senin, 6 November 2023 | 10:03 WIB
 Mbak Ita Dorong Korban Kekerasan Seksual di Semarang Berani Melapor (pemkot)
Mbak Ita Dorong Korban Kekerasan Seksual di Semarang Berani Melapor (pemkot)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong masyarakat yang menjadi korban kekerasan seksual agar berani melapor.

Mbak Ita sapaannya meminta masyarakat Semarang untuk bisa memanfaatkan pelayanan publik untuk mengadu ketika mengalami kekerasan seksual, atau sejenisnya.

Ia menjelaskan, Pemkot Semarang telah bekerja sama dengan Polrestabes Semarang membuat pelayanan digital yang disebut Kentongan Digital. Fitur ini berada di dalam aplikasi Libas inisiasi dari Polrestabes Semarang.

Baca Juga: Kronologi Mobil Pameran di Mall Paragon Semarang Tabrak Pengunjung, Diduga Sales Tidak Bisa Nyupir

Inovasi ini disediakan untuk warga Kota Semarang yang membutuhkan pelayanan kepolisian. Di dalam aplikasi itu juga, masyarakat bisa meminta pertolongan darurat.

“Kami sudah melakukan kerja sama dengan Libas Polrestabes Semarang melaui aplikasi Kentongan Digital. Apabila orang tua atau anak mengalami kekerasan seksual, lewat aplikasi itu bisa menyalakan alarm ke kepolisian,” ujarnya saat ditemui Minggu 5 Oktober 2023.

Lebih lanjut, menurut informasi yang ia terima, peristiwa kekerasan seksual sering dilakukan oleh orang-orang terdekat korban. Seperti yang baru diungkap kepolisian menimpa bocah 7 tahun warga Gayamsari.

Bocah tersebut meninggal dunia dengan luka kekerasan seksual yang dilakukan oleh pamannya.

Baca Juga: UMK Jawa Tengah 2024 di 35 Kota Kabupaten, Kota Semarang Tertinggi dan Daerah Ini Paling Sedikit

Oleh karena itu, ia meminta kepada pihak terkait untuk intens melakukan sosialiasi agar masyarakat bisa melakukan perlawanan dan pencegahan dini sehingga tidak berdampak fatal.

“Kita tidak bosan berhenti melakukan sosialisasi karena ini marak karena dipicu contoh gadget. Dan kalau bicara kekerasan seksual, pelaku banyak dari sekitar lingkungan korban,” paparnya.

Upaya-upaya lain juga sudah dilakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa kekerasan seksual termasuk bullying di lingkungan pendidikan.

Dirinya pun meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang dan Pondok Pesantren (Ponpes) gencar melakukan sosialisasi serta edukasi terkait kekerasan seksual dan lainnya.

Baca Juga: Guru Ungkap Perilaku Korban Rudapaksa Kemijen Semarang di Sekolah, Sempat Izin Dua Hari

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB
X