Akhirnya setelah berangkat, SDN Ngaliyan 1 bisa meraih prestasi membanggakan bersama juga SMPN 1 Semarang.
"Pasti ada perjuangan di titik awal kami bercita-cita ingin memboyong Piala Presiden. Itu kami berkomitmen dengan tim, pelatih, pengurus, kerja sama dengan wali murid. Begitu juara diumumkan itu banyak yang nangis dan sujud syukur," ucapnya.
Ningsih menambahkan jika dia salut atas perjuangan murid-muridnya. Saban minggu, muridnya rutin melakukan 4 kali latihan.
Tidak hanya itu, saat di sana pun, juga tidak mudah. Murid-murid harus menempuh perjalanan darat selama 9 jam menuju venue event.
"Ketika di sana, kami melihat uji area, banyak peserta dari luar provinsi, dari Jambi, Riau, Bandung, Banteng, Jakarta yang mungkin dekat dengan fisiknya yang sudah siap sedia. Beda kayak kami yang harus menempuh perjalanan 9 jam. Dengan membawa semua perangkat yang luar biasa ini. Kebersamaan yang solid, latihan yang gigih, keyakinan dari anak-anak. Terutama anak-anak. Karena anak-anak SD itu kan dibawa sampai ke Cibubur dari mulai Jumat siang, sampai Minggu malam, itu perjuangan yang luar biasa. Tapi alhamdulillah di perjalanan itu anak-anak senang karena optimis bisa membawa pulang," paparnya.
Baca Juga: Hujan Sebentar Semarang Sudah Banjir, Dua Pompa Tidak Bekerja Jadi Biangkerok
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Semarang Nining Sulistyaningsih.
Kata Nining, dukungan dari Pemkot atau khususnya dari Wali Kota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita begitu total.
"Banyak sekali dukungan dari Pemkot Semarang khususnya Bu Wali," katanya.
SMPN1 Semarang ternyata sudah langganan jadi juara Piala Presiden yakni pada 2017, 2019 dan yang terakhir tahun ini.
Berkat seringnya juara itu, SMPN 1 Semarang juga sering dipanggil ke Istana Negara untuk peringatan Upacara Hari Kemerdekaan 17 Agustus.
"Bahkan kemarin waktu tampil di Istana itu disupport Bu Wali semua. Habis Rp 283 juta itu juga support dari Bu Wali semua. Bu Wali sangat support. Kami sering tampil juga di acara pemkot," sambungnya.