AYOSEMARANG.COM-- Berdiri ratusan tahun, sebuah benteng peninggalan kolonial Belanda di Semarang ini dulunya dibangun dengan mempekerjakan sebanyak 3.000 kuli kasar.
Tak hanya di Jawa Timur, bangunan benteng era kolonial Belanda berusia satu abad lebih juga ada di Jawa Tengah tepatnya di Semarang sebagai ibukota provinsi.
Diketahui benteng peninggalan kolonial Belanda yang dikenal dengan sebutan Benteng Pendem itu dibangun ribuan pekerja pribumi.
Nama asli benteng ini sendiri bukanlah Benteng Pendem. Pemerintah kolonial Belanda memberi nama banguan ini dengna nama Benteng Fort Willem 1.
Dilansir dari laman kemenparekraf.go.id, benteng satu ini kondisnya masih otentik alias tidak banyak yang berubah dari pertama kali didirikan pada era kolonial.
Pada tahun 1844, sejatinya Benteng Pendem sudah mulai ditempati para prajurit Belanda.
Namun saat itu proses pembangunannya belum 100 persen selesai.
Baca Juga: Awalnya Tempat Istirahat, Hotel Mewah Zaman Hindia Belanda di Malang Ini Fungsinya Berubah Drastis saat Pendudukan Jepang, Jadi Apa?
Barulah enam tahun berselang atau tepatnya 1850, Benteng Pendem atau Benteng Fort Willem 1 benar-benar selesai dan difungsikan 100 persen.
Diketahui benteng ini dibangun dengan memperkerjakan 3.000 orang pribumi.
Bahkan kabarnya tahanan pun diperbantukan untuk menyelesaikan pembangunan benteng yang lokasinya ada di Kelurahan Lodoyong.
Sebagai sebuah bangunan era kolonial, rupanya Benteng Pendem juga pernah terkena imbas dari bencana alam.
Diketahui jika benteng ini pernah terkena atau terguncang gempa yang melanda Ambarawa Semarang pada 1865 dan 1872
Benteng Pendem memiliki dua lantai yang mana lantai satunya masih dipergunakan apabila ada pengunjung yang ingin melihat saksi sejarah ini.
Baca Juga: Kampung Unik di Jawa Timur Tersembunyi Rumah Zaman Kolonial Belanda, 4 Jam dari Surabaya
Tak main-main, akibat guncangan gempa tersebut, Benteng Pendem mengalami beberapa kerusakan.
Selain faktor kerusakan akibat gempa tadi, Benteng Pendem mulai ditinggalkan prajurit karena langit-langit benteng yang rendah dan tidak sesuai dengan postur tubuh orang Eropa.