SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Kepala Dinas Kesehatan Abdul Hakam memaparkan kasus HIV di Semarang saat ini mencapai 7.943 kasus sampai tahun 2023.
Angka HIV di Semarang itu disampaikan Hakam berdasarkan data dari tahun 1995 sampai 2023. Sementara pada 2023 terdapat 535 kasus.
Dari semua kasus HIV di Semarang itu, kelompok homoseksual atau lelaki seks dengan lelaki (LSL) menjadi penyumbang kasus terbanyak dengan prosentase 51 persen.
Baca Juga: Nasib Bayi Perempuan yang Dibuang di Gunungpati Semarang, Polisi Buru Orang Tua Kandung
"Mayoritas kasus berjenis kelamin laki-laki 69 persen. Faktor resiko homoseksual ataul lelaki seks dengan lelaki (LSL) sebesar 51 persen," ujar Hakam, Kamis 7 Desember 2023.
Lebih lanjut Hakam menyebut ribuan kasus HIV di Kota Semarang 78 persennya merupakan pengidap dengan usia produktif mulai dari umur 20 hingga 44 tahun. Mayoritas merupakan pegawai swasta.
"51 persen adalah factor resiko dari homoseksual dengan umur yang muda 20- hingga 44 tahun. Sehingga berdampak pada angkatan kerja yang kurang produktif," sebut dia.
Sementara sebaran kasus HIV paling tinggi berada di Kecamatan Semarang Barat. Kemudian, Kecamatan Tembalang, Genuk, Pedurungan, Ngaliyan dan Semarang Utara.
"Kemudian 63 persennya berdomisili Kota Semarang dan 37 persennya domisili luar Kota Semarang," imbuh Hakam.
Kemudian Hakam menambahkan ada sejumlah tantangan dalam penanggulangan HIV/Aids di Kota Semarang, salah satunya karena masih adanya stigma dan diskriminasi pada ODHIV oleh lingkungan masyarakat.
Selain itu, pihaknya juga kesulitan dalam tracing lost Follow Up therapy ARV dan akses obat ARV pada kasus HIV luar Kota Semarang
"Kami juga melalukan screening test HIV mulai dari ibu hamil, pasien tuberlolusis (TB), pasien infeksi menular seksual (IMS). Kemudian penjaja seks, LSL, waria, pengguna napza suntik 545 dan warga binaan pemasyarakatan. Capaian tahun 2023 sebanyak 101 persen," kata Hakam.
Baca Juga: Ditangkap Polisi, Debt Collector Semarang Punya Gaji yang Menggiurkan, Bisa Rp 20 Sampai Rp 30 Juta