Drone tersebut bisa terbang hingga ketinggian 1 km. Namun ada aturan dari kementrian perhubungan sehingga dibatasi hanya 120 meter.
Sementara itu untuk jarak penembakan gas air mata efektifnya di ketinggian 40 meter.
"Jangkauannya itu efektif di ketinggian sekilo (1 km). Tapi ada Permenhub jadi 120 meter. Penembakan efektif 40 meter, lebih dari itu meledak di udara. Radius dari pilot 2 km," kata Sulihanto menjelaskan.
Drone tersebut sebenarnya digunakan untuk menghalau massa dengan gas air mata ketika terjadi kerusuhan sehingga anggota tidak bisa mendekat.
Baca Juga: Tembok Rumah di Mangkang Semarang Ambrol, Tiga Bocah Sempat Terjebak dan Dikepung Debu
Namun hingga kini drone tersebut belum digunakan untuk menembakkan gas air mata, sehingga dimanfaatkan untuk patroli.
"Kalau massa mulai anarkis dan adanya perusakan. Sementara diterjunkan hanya untuk patorli dan latihan. Kondisi seperti itu belum ada," ujarnya.
Sementara itu dalam apel juga diperagakan simulasi kondisi kerusuhan saat pemilu.
Dalam simulasi, kerusuhan dimulai dari dugaan perusakan surat suara hingga akhirnya terjadi keributan karena massa ingin pemilu ulang.
Diperagakan juga evakuasi VIP dari kerumunan massa dengan pengamanan ketat serta helikopter.