Nasib Lampion Teng-tengan di Perbalan Semarang: Sudah Tidak Populer, 'Sinarnya Makin Meredup'

photo author
- Senin, 25 Maret 2024 | 18:04 WIB
Pembuatan Lampion Teng-tengan Semarang saat masih aktif. Kini pembuatan lampion itu sudah tak seproduktif dulu.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Pembuatan Lampion Teng-tengan Semarang saat masih aktif. Kini pembuatan lampion itu sudah tak seproduktif dulu. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Pemandangan berbeda tampak di halaman rumah Junarso yang berada di Purwosari Perbalan, Gang H, Semarang Utara pada Senin 25 Maret 2024.

Biasanya di bulan ramadan ada beberapa orang yang sedang membuat Lampion Teng-tengan tapi tidak untuk kali ini.

Kegiatan rutin Junarso untuk membuat Lampion Teng-tengan tiap tahun khususnya sejak pandemi menurun drastis.

“Sudah nggak seproduktif dulu,” terang Junarso.

Baca Juga: Tradisi Lampion Teng-tengan di Purwosari Perbalan Semarang, Penerang di Tengah Kegelapan saat Ramadhan

Sebelum pandemi, pesanan Junarso masih baik. Waktu itu dia masih membuat sekitar 700-an lampion teng-tengan, meskipun juga tidak laku semua.

Lalu ketika pandemi, segalanya berubah daerah-daerah yang menjadi teritorinya berdagang menutup akses. Alhasil, dia jadi susah.

Untuk sekarang permasalahannya berbeda lagi. Sudah tidak ada lagi orang yang mendagangkan lampion teng-tengan karena lebih memilih pekerjaan lain.

"Padaa milih kerja lain yang lebih menguntungkan," tambahnya.

Baca Juga: Ditinggal Sholat Tarawih, Rumah ASN di Banyumanik Semarang Disatroni Maling, Laptop Sampai Emas 40 Gram Raib

Dikarenakan dagang Lampun Teng-tengan sepi, Junarso alih profesi menjadi buruh proyek. Pekerjaan itu dia nilai lebih menjanjikan daripada berjualan Lampu Teng-tengan yang masih sepi sampai saat ini.

Meskipun masih sepi, namun bukan berarti Junarso akan berhenti selamanya. Jika kondisi membaik dia akan berdagang lagi. Terlebih lampion teng-tengan ini adalah tradisi di kampungnya yang tidak boleh dihilangkan.

Junarso sendiri meneruskan keterampilan ini dari ayahnya yang bernama Ali Tarwadi.

Waktu masih diedarkan, satu lampion teng-tengan ini memiliki harga Rp 30 ribu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X