Baca Juga: Burgerkill hingga Tuan Tigabelas Siap Meriahkan DCDC Ngabuburit Extra Pemalang
Tidak jauh dari rumah Junarso, ada pedagang lain juga yang bernama Slamet Riyadi. Berbeda dengan Junarso, Slamet sama sekali tidak memproduksi lampion teng-tengan.
Slamet lebih memilih fokus pada pekerjaan lamanya yakni menjual pakan ikan.
Di hari-hari sebelum masuk bulan puasa ini, Slamet belum memproduksi. Dia akan membuat lampion teng-tengan begitu memasuki bulan ramadan.
Waktu itu Lampion Teng-tengan Slamet tidak hanya didagangkan secara keliling saja, tapi dia juga menerima pesanan. Biasanya hotel-hotel atau mall yang hendak membuat sebuah acara bertajuk ramadan.
Baca Juga: Zakat Fitrah: Antara Kewajiban dan Kenaikan Harga Beras
“Tahun ini sudah berbeda semua. Sepi,” tutur Slamet.
Untuk diketahui Lampu Teng-tengan memang sudah punya tradisi kuat di Kampung Purwosari Perbalan ini.
Lampu ini muncul dikala bulan ramadan saja karena dalam sejarahnya, digunakan warga untuk menerangi jalan saat akan salat tarawih karena belum ada listrik.
Beberapa tahun terakhir para pedagang ini berupaya melestarikan teng-tengan dengan melibatkan pemuda setempat untuk ikut produksi.