Duka Abadi di Makam Covid-19 Semarang: Bikin Ingat Masa Suram, Lebaran Tak Lagi Sama Bagi yang Ditinggalkan

photo author
- Selasa, 9 April 2024 | 18:33 WIB
Salah seorang keluarga yang sedang ziarah di makam Covid-19 di Semarang.  (Istimewa)
Salah seorang keluarga yang sedang ziarah di makam Covid-19 di Semarang. (Istimewa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Pandemi Covid-19 sempat jadi masa yang penuh mala yang pernah dialami oleh masyarakat khususnya di Semarang.

Kala itu segalanya serba terbatas dan dikarenakan sebuah virus yang mewabah, banyak masyarakat yang menjadi korban, daftar jenazah pun terus bertambah.

Salah satu bukti pandemi Covid-19 di Semarang tak lain pemakaman yang berlokasi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jatisari, Kecamatan Mijen.

Mendekati lebaran, ada satu tradisi masyarakat untuk berziarah kubur. Makam korban Covid-19 tentu jadi salah satu tempat ziarah masyarakat jelang lebaran.

Baca Juga: Program Pramuka Peduli: 90 Personel Siaga di Jalur Pantura untuk Mudik

Kendati Covid-19 sudah sirna sejak 2 tahun yang lalu, namun ingatan pilu masih terekam jelas di kepala masyarakat terutama bagi keluarga yang ditinggalkan.

"Iya, saya dan bapak hari ini ziarah ke makam almarmarhumah Ibu yang meninggal dunia saat Covid-19, persisnya di 27 Juni 2021," kata Wiwit Setiawan (40) warga Perumahan Palir, Ngaliyan, Kota Semarang.

Wiwit melanjutkan, almarhumah ibunya meninggal dunia di RS Tugu ketika pandemi Covid-19 sedang memuncak. Bahkan, ketika itu, untuk memandikan jenazah ibunya saja harus antre hingga 11 orang.

Namun untungnya dalam pemakaman tidak ada kendala yang dihadapi sehingga bisa segera dimakamkan.

Baca Juga: Warga Serbu Agen Gas Elpiji, Antrean Mengular

"Rencana mau ke TPU Palir Ngaliyan, tetapi harus ke TPU Jatisari karena arahan dari Pemkot (Semarang)," bebernya.

Tahun-tahun setelah ibunya tiada, Wiwit menuturkan kehidupannya tak lagi sama terlebih saat lebaran.

"Lebaran dulu saat ada ibu itu berkesan, sekarang semenjak tak ada ibu jadi tidak ada. Opor ayam juga tak seenak dulu," paparnya.

Wiwiy pun mengaku, pandemi cukup membekas dengan dalam dan bikin trauma. Sebab dia harus kehilangan dua orang tercinta yakni ibu kandungnya dan ibu mertua. Mereka berdua meninggal dunia dalam waktu seminggu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X