Sapi Makan Sampah di TPA Jatibarang Bikin Khawatir Jelang Idul Adha, Sulit Diidentifikasi Jika Dijual

photo author
- Sabtu, 15 Juni 2024 | 14:42 WIB
Sapi di TPA Jatibarang Semarang menimbulkan kekhawatiran jelang Idul Adha karena makan sampah.  (Istimewa)
Sapi di TPA Jatibarang Semarang menimbulkan kekhawatiran jelang Idul Adha karena makan sampah. (Istimewa)

"Langsung ke pembeli yang mau dibuat qurban sudah sedikit, kalau dulu banyak karena dagingnya itu lebih banyak, lebih keset di sini, tapi kalau sekarang ada imbauan pemerintah karena sapi sini kan katanya mengandung merkuri, mengandung timbal jadi ada pengaruhnya," jelasnya.

Lebih lanjut Sugito menjelaskan sapi-sapi pemakan sampah itu biasanya dijual kepada belantik. Kemungkinan, ada puluhan sapi yang terjual menjelang Idul Adha tahun ini.

"Kalau 100 nggak ada, kalau puluhan mungkin ada tapi kebanyakan nggak untuk qurban, biasanya untuk qurban itu pejantan yang belum besar itu diambil untuk dipelihara di luar, bukan di sini," kata Sugito.

Ketika waktunya akan digunakan untuk qurban, biasanya sapi-sapi tersebut akan dikarantina oleh belantik selama sekitar 3 bulan agar tak lagi memakan sampah. Cara itu dinilai ampuh menetralisir logam berat dalam sapi.

Baca Juga: Jangan Harap Keterima! Sekolah Wajib Tolak Siswa Tak Siapkan Berkas-berkas PPDB SMP Kota Semarang 2024 Ini

"Dinas Peternakan itu menyampaikan timbal atau merkuri atau apa itu bisa dinetralkan dengan rumput jadi tidak makan sampah-sampahan terus tapi juga makan rumput biar netral dan syaratnya kan memang kalau mau dijual selama 3 bulan apa 3 minggu itu harus dirumput dulu," imbuhnya.

Meski demikian, peternak di TPA Jatibarang terbiasa dengan hewan qurban ternaknya sendiri meski tahu bila sapi itu memakan sampah.

Sugito sendiri tak ragu memakan sapi itu dan berencana menjadikan sapinya hewan qurban untuk tahun ini.

"Iya (konsumsi sendiri), orang sini kebanyakan kalau qurban sapi di sini juga, 90 persen itu sapi sini karena sapi sini itu kan dia yang melihara, dia yang tahu, ya tiap harinya tahu lah," katanya.

Di sisi lain, Medik Veteriner Disnakkeswan Jateng, drh Slamet Kasiran menyebut sapi pemakan sampah itu memang berpotensi mengandung logam berat.

Baca Juga: Fakta Kejadian Viral Mobil Tabrak Emak-emak di Rest Area Batang, Benar Rombongan Kapolda Jateng?

Dalam sapi pemakan sampah itu memiliki kandungan yang dinilai berbahaya bagi organ hati bila dikonsumsi berlebihan atau berkelanjutan.

"Itu bisa memicu kaya tumor atau organ-organ terutama yang jelas menyebabkan hatinya mengeras, terutama organ itu ya karena kan barang asing yang ada di tubuh pasti akan meleeati hati," katanya.

Tetapi bila sapi-sapi itu sudah dikarantina dan tak lagi memakan sampah antara 2-3 bulan dagingnya sudah aman untuk dikonsumsi.

"Memang ada penurunan menurut lab perguruan tinggi ya selama 2-3 bulan bisa berkurang, insyaallah aman dikonsumsi," ujarnya.

Bahayanya, sapi yang mengandung logam berat itu sulit diidentifikasi. Padahal selain di TPA Jatibarang, TPA Putri Cempo juga terdapat banyak sapi pemakan sampah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X