SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Jelang Idul Adha ada salah satu tempat di Kota Semarang yang patut disorot yakni Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang.
Pasalnya satu-satunya TPA di Semarang itu tidak hanya jadi penampungan sampah namun juga banyak dihuni oleh hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Ketika musim Idul Adha tiba, diprediksi sapi-sapi itu tentu saja akan dijual. Padahal di hari-hari biasa, sapi-sapi itu masih banyak yang dibiarkan makan sampah.
Baca Juga: Kronologi Pengacara Perempuan Dianiaya Preman di Semarang, Bermula dari Penyitaan Rumah
Alhasil sapi-sapi TPA Jatibarang diduga mengandung logam berat dan berbahaya bagi kesehatan. Bagaimana penjualannya saat Idul Adha?
Ketua RW 4 Kelurahan Kedungpane, Semarang, Sugito menuturkan biasanya sapi-sapi di TPA Jatibarang sudah dijual ketika masih berusia sangat muda.
"Kalau sapi sini sebetulnya untuk qurban sudah menurun drastis biasanya itu yang jantan itu yang istilahnya di atasnya pedet itu sudah dijual dan dipelihara di luar, biasanya dibawa belantik," ujarnya, Jumat 14 Juni 2024.
Mundur ke belakang, sapi-sapi itu awalnya adalah kompensasi bagi warga atas hadirnya TPA Jatibarang.
Baca Juga: Batas Umur Siswa PPDB SD Kota Semarang Tidak Harus 7 Tahun, Begini Syaratnya
Sekitar tahun 1997, dua kampung dari Kelurahan Jatibarang dan Kelurahan Babankerep diberi satu atau dua ekor sapi untuk diternakkan, setelah beberapa waktu mereka harus mengembalikan sapi itu.
"Saat ini, dulu waktu didata kisaran 2.000, tapi mungkin sekarang sudah berkurang karena ini ada aturan relokasi, tapi nggak jadi, warga nggak setuju karena kan jauh di gunubgpati ungagan sana," ujarnya.
Namun dulu, sapi-sapi tersebut banyak yang dijual belikan sebagai hewan qurban.
Tetapi karena adanya sosialisasi terkait kandungan logam berat dalam sapi tersebut, kini jarang peternak yang menjual sapinya menjelang Idul Adha.
Baca Juga: Jadi Rebutan! 3 Jurusan Favorit SMK Negeri 7 Semarang di PPDB 2024, Punya Prospek Kerja Bagus