Mbak Ita Hadiri Pergantian Luwur Ki Ageng Pandanaran, Bersimpuh di Depan Makam Pendiri Kota Semarang

photo author
- Sabtu, 27 Juli 2024 | 13:29 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersimpuh di depan makam Ki Ageng Pandanaran saat pergantian luwur.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersimpuh di depan makam Ki Ageng Pandanaran saat pergantian luwur. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Kemudian Mbak Ita menambahkan, Ki Ageng Pandanaran bukan hanya sebagai sosok Bupati Semarang pertama (dulu Kota dan Kabupaten Semarang masih satu wilayah), namun juga salah satu penyebar agama Islam.

"Beliau bukan hanya sebagai Bupati pertama, tetapi tokoh yang menyebarkan agama Islam. Jadikan itu sebagai semangat gotong royong," tegasnya.

Lebih lanjut Mbak Ita menambahkan Semarang memiliki banyak makam ulama mulai dari Ki Ageng Pandanaran, KH Soleh Darat.

Baca Juga: Kawan Dekat Dukung Penuh Ade Bhakti di Pilwalkot Semarang 2024, Desak Posisi Calon Wali Kota

 "Lalu juga Mbah Terboyo, Mbah Jumadil Kubro, Mbah Depok ada Mbah Duku ada yang sekarang sedang diajukan sebagai tokoh nasional Mbah Kyai Sajad, dan masih banyak lagi," paparnya.

Mbak Ita juga membeberkan pihaknya sedang mencari banyak makam ulama lainnya. Maka ini jadi PR bersama untuk bagaimana Kota Semarang melahirkan banyak tokoh nasional.

"Maka ini PR bersama untuk bagaimana kota semarang ini melahirkan banyak tokoh-tokoh nasional tokoh-tokoh agama yang sehausnya bisa menjadi satu pedoman bahwa kota smg ini bisa menjadi pusat reiligi di Indonesia," ujar Mbak Ita.

Beriringan dengan pergantian luwur ini, Pemkot Semarang juga akan menggelar Ki Ageng Pandanaran Art Festival yang bersamaan dengan Parade Perempuan Berkebaya di Kota Lama.

Baca Juga: KPK Geledah Kantor Damkar Semarang, Ade Bhakti Ikut Diperiksa

Kata Mbak Ita festival ini untuk memperingati Hari Kebaya Nasional pada 24 Juli lalu.

"Ini merupakan yang sejak dulu misalnya diusulkan untuk masuk ke Unesco dan pasti tentu tidak bisa kebaya ini berdiri sendiri tetapi memang dengan negara-negara lain. Tapi ini kan jadi pengakuan dari dunia sehingga diharapkan nanti yang flashmob kebaya ini menjadi satu rangkaian bahwa nguri-nguri budaya ini bisa dari beberapa aspek," pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X