SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah meminta penghentian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro tidak berlangsung lama.
Hal itu disampaikan Ketua IDI Jawa Tengah dr Telogo Wismo menjelaskan bila PPDS Anastesi dihentikan untuk waktu yang lama, maka yang paling terdampak adalah pasien di rumah sakit.
"Saya rasa itu di putusan Dirjen Yankes sementara sampai selesai permasalahan. Kalau sudah selesai saya rasa akan dicabut untuk bisa segera melayani, karena kalau terlalu lama dicabut, kasihan pasien juga," ujar Telogo, Jumat 16 Agustus 2024.
Penutupan ini dilakukan pascakasus dr Aulia Risma meninggal dengan cara bunuh diri. Kemenkes sempat menutup program Anestesi setelah dinilai ada kejanggalan dalam kematian dr Aulia.
Baca Juga: Mahasiswa Vokasi Undip Semarang yang Keracunan Ternyata Berjumlah 11 Orang, Ini Kondisinya Sekarang
Kemudian Telogo menambahkan dokter anastesi memiliki peran sangat penting di rumah sakit. Mereka juga disebut memiliki beban yang sangat berat saat bekerja.
"Karena memang urusan berhadapan dengan pasien apalagi di anestesi itu urusannya waktu, kecepatan dan ketepatan. Ada jokes sedikit, bahwa bedanya dokter anestesi dengan orang awam, membuat pingsan semua orang itu bisa, tapi membuat bangun orang pingsan itu tugas dokter anestesi. Maka menjadi beban psikis yang luar biasa ketika membius pasien dan mempertahankn kondisinya sampai nanti dibangunkan kembali," jelas dia.
Sedangkan untuk kematian dokter Aulia Risma Lestari (30) PPDS Universitas Diponegero (Undip) yang tewas bunuh diri, IDI mendukung penuh langkah kepolisian yang sedang mendalami peristiwa ini.
"IDI akan mendukung agar masalah ini bisa selesai dengan baik, karena potensinya adalah bisa terulang lagi. Nah jangan sampai ada PPDS yang meninggal karena kelelahan, sakit, jangan sampai," tegas dia.
Baca Juga: IDI Jateng Jawab Perundungan Mahasiswi Kedokteran Undip, Nyatakan Senioritas itu Perlu
Kemudian pihaknya juga mendorong dibentuk yang tim untuk memantau atau memeriksa kesehatan mental mahasiswa PPDS. Sebab, beban PPDS sangat berat.
"Karena memang namanya sekolah spesialis itu tekanannya luar biasa baik tekanan fisik maupun tekanan psikis. Nah IDI akan mendorong harus ada pemeriksaan secara berkala agar dokter-dokter PPDS itu bisa tetap melaksanakan tugasnya dengan prima" kata Telogo.