Pengajar FISIP Universitas Diponegoro, Yuwanto, Ph.D. juga memberikan pendapatnya. Menurutnya, upaya revitalisasi wisata religi yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan menonjolkan identitas sebuah wilayah perlu konsep besar.
Namun, banyaknya rumusan yang tertuang dalam konsep itu tidak akan berjalan dan terwujud tanpa kolaborasi semua pihak. Tak hanya pemerintah, tapi juga stakeholder swasta yang ada di wilayah tersebut.
"Harus ada sikap yang jelas dalam revitalisasi Demak. Tak hanya menunjukan 'harta karun' atau sejarah, tapi harus menjadi pencerahan, pemerintah sebagai aktor utama dan harus bisa kolaboratif menggandeng stakeholder yang ada sehingga konsep bisa berjalan dengan baik," katanya.
Karena itu, lanjut Yuwanto, harus ada diseminasi atau perluasan terhadap leading sektor yang saling berkaitan. Misalnya dengan Dinas Pendidikan, yang bisa memprogramkan setiap siswa untuk berkunjung dan menggali potensi sejarah Demak.
"Karena itu, pemerintah daerah punya kunci utama yang bisa mewujudkan konsep-konsep ini berjalan dengan baik sesuai dengan tujuannya," tandas Yuwanto.
Sedangkan, Sastrawan dan Akademisi Universitas PGRI Semarang, DR Prasetyo menyebut sebagai sebuah ciri khas, harus ada identitas yang unggul dan bisa ditonjolkan sebagai salah satu citra wilayah sehingga bisa menjadi daya tarik utama wisatawan.
The City of Enlightening
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Endah Cahya Rini mengatakan, revitalisasi ini tidak hanya fokus pada penataan fisik, tetapi juga pada pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Karena itu, kata Endah, Pemerintah Kabupaten Demak, melalui Dinas Pariwisata (Dinparta) dan berbagai instansi terkait, akan bersinergi dengan paguyuban lokal dan stakeholder untuk merancang ulang dan merevitalisasi kawasan wisata budaya yang dikenal sebagai "Segitiga Emas" yang meliputi Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga, dan area parkir Tembiring Jogo Indah.
"Masjid Agung Demak tidak hanya merupakan mahkota dari Kota Demak tetapi juga simbol penting dari sejarah Islam. Kami bertekad menjaga dan meningkatkan area ini sebagai pusat aktivitas spiritual dan wisata religi." kata Endah.
Manifestasi yang menjadi jalan pembuka lahirnya kembangkitan Demak, atau dinarasikan sebagai Renaissans Demak dengan membubuhkan komitmen bersama menjaga nyala api nilai nilai luhur di atas. Demak sebagai The City of Enlightening perlu enegi kolektif yang menyangganya. Spirir tersebut adalah kristalisasi yang menyambung ikhtiar bumi dengan penguasa langit.
Tidak itu saja makna lain yang dikandung di sini adalah harapan besar tentang spirit dan optimitas tinggi untuk dapat membawa kembali Kejayaan Demak. Asa bersama yang kemudian dibubuhkan dalam pahatan bersama, yakni tentang Demak The City of Enlightening. Bubuhan tanda tangan dilakukan semua mereka yang hadir diawali oleh Plt.Bupati Demak, KH.Ali Makhsun,MSi ,Sekda, Prof Sri Puryono, Prof Totok Rusmanto, Prof Saratri, Doktor Sariat Arifia, Doktor Prasetyo Utomo, Benk Mintosih , Assisten Adminstrasi Umum, Kadinparta dan peserta. ***