"Swing voters akan melihat bagaimana paslon berkampanye, gagasannya yang disampaikan, misalnya terkait cara mengatasi banjir dan rob, mengatasi kemacetan, isu-isu tenaga kerja, infrastruktur, transportasi, dan lain-lain," ungkapnya.
Baca Juga: Pilkada, Perang, dan Mental
Selain itu, kata Aris, swing voters juga cenderung lebih aktif mencari informasi terkait program-program kedua pasangan calon. Pilihan politik mereka cenderung berubah-ubah tergantung bagaimana kedua pasangan calon meyakinkan pemilih.
"Swing voters ini ada yang gampang dipengaruhi atau berpindah hati dan ada yang susah. Tergantung bagaimana paslon dan tim sukses menggiring mereka," ungkap Aris.
Sementara tokoh milenial Muhammad Shabiq Kamalul Haq yang juga Ketua HIPMI Pesantren Jawa Tengah menyoroti fenomena menarik dalam Pilwakot Semarang. Yakni kebutuhan soal kebutuhan spiritual generasi muda yang tidak disentuh kedua paslon.
Menurutnya, baik Yoyok-Joss dan Jaguar masih berfokus pada kebutuhan fisik atau jasmani dan cenderung mengabaikan unsur rohani. Pihaknya menyarankan kedua paslon untuk lebih menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan rohani.
"Misalnya isu tentang pencemaran lingkungan ini kan sebenarnya berkaitan dengan rohani, bagaimana masyarakat bisa hidup aman dan tenang terbebas dari banjir. Bagaimana mereka mendapatkan kasih sayang merasa diperhatikan," ungkap Shabiq.
Dengan hasil survei Indoriset Strategis, pemenang Pilwakot Semarang 2024 masih terbuka bagi kedua pasangan calon tergantung bagaiman keduanya memaksimalkan strategi kampanye dan meraih simpati pemilih, khususnya yang belum menentukan pilihan.***