SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Eks Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) sangat panik dengan adanya kabar akan ada pemeriksaan oleh KPK.
Jika sebelumnya Mbak Ita dibilang pernah meminta untuk membakar buku catatan Iuran Kebersamaan, kini saksi baru mantan Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin mengungkapkan bahwa ada yang diminta untuk menghapus chat bahkan ajudan dan sopir diminta untuk mematikan telepon genggam.
Hal itu disampaikan Iswar saat jadi saksi di sidang kasus korupsi Mbak Ita dan suaminya Alwin Basri di Tipikor Semarang, Senin 14 Juli 2025.
Iswar membenarkan bahwa pada Januari 2024 sekitar tanggal 18 atau 19 Januari ada informasi dari staff walikota yang diminta untuk merapikan administrasi, menghapus chat dan segala macam atas perintah dari Mbak Ita.
"Pernah saya lihat Pak," kata Iswar.
Iswar menjelaskan bahwa tindakan itu terjadi saat ada pemanggilan KPK. Dirinya pun juga mendapat undangan pemeriksaan dari KPK yang dilaksanakan di BPKP Semarang.
Saat dipanggil di BPKP itu juga, Iswar membenarkan bahwa ada beberapa orang yang tidak hadir. Seperti pernyataan Kepala Bapenda Semarang Indriyasari di sidang sebelumnya, beberapa pejabat diminta ke luar kota oleh Mbak Ita begitu ada pemanggilan KPK.
"Jadi pada saat itu ada pemanggilan. Dan saya dengarnya ada pemanggilan dan kebetulan juga saya mendapatkan undangan. Dari KPK. KPK yang di mana bertempat di BPKP. Terus kemudian saya apa tetap ke sana. Dan saya melihat bahwa memang beberapa undangan yang tidak sempat hadir pada saat itu," paparnya.
Baca Juga: BSU Rp600 Ribu Cair Berapa Kali dalam Setahun? Ini Penjelasan Resmi dan Cara Cek Penerimanya
Iswar mengaku bahwa permintaan untuk tidak datang dalam pemeriksaan KPK itu diminta oleh Mbak Ita setelah dipanggil ke ruangannya.
"Ya saya mendapatkan informasi saja Pak karena kebetulan ruangannya apalagi Ibu Walikota di lantai 2 saya di lantai 1. Hasil pertemuannya bahwa tidak boleh untuk apalagi untuk hadir. Tidak boleh untuk hadir," katanya.
Iswar lalu mengungkapkan jika dia mendapat dapat informasi bahwa ajudan dan sopir Mbak Ita diminta untuk mematikan atau menghentikan handphone.
"Saya mendapatkan informasi dari setelah mendengar itu. Setelah mendengar," ucapnya.