Konsisten dalam Berkomunitas, Hysteria Kolaborasi dengan Kedai Kopi Peduli Literasi di Tembalang di Penta K Labs 5

photo author
- Jumat, 22 Agustus 2025 | 20:32 WIB
Para pegiat literasi di Amarta Home Brewer berkolaborasi dengab Hysteria dalam Penta K Labs 5. (Hysteria)
Para pegiat literasi di Amarta Home Brewer berkolaborasi dengab Hysteria dalam Penta K Labs 5. (Hysteria)

“Selama 5 tahun ini, banyak aktivitas yang telah digelar di kedai. Seperti diskusi buku, pemutaran film, lokakarya seni. Hingga acara sastra, semacam pembacaan puisi bersama,” lanjutnya.

Jika dilihat lebih jeli, tak ada nama besar nan populer yang muncul di poster-poster kegiatan mereka. Semua yang menginisiasi dan berpartisipasi adalah orang-orang biasa yang ada di lingkaran mereka sendiri.

Baca Juga: Anak Polisi di Kendal Kehilangan Jari, Usai Dikeroyok Lantaran Dituduh Copet

Dika juga menjelaskan bahwa meski tak sebesar kedai kopi mainstream dan semewah coffee shop lain di sekitarnya, Amerta selalu menjadi tempat ‘pulang’ mereka yang ingin merasakan ketenangan. Serta perbicangan-perbincangan hangat yang lebih intim dan dekat.

“Ini sebenarnya rumah mertua saya. Halamannya saya sulap menjadi kedai. Memang tidak terlalu besar, tapi justru di situ poinnya. Beberapa orang justru datang lagi ke sini, karena di sini tidak berisik. Tidak serame tempat lain,” jelas Dika.

Dalam tahun kelima ini pula, Amerta berkesempatan menjadi salah satu kolaborator dalam program “Art Project Untuk Perhatian” yang merupakan salah satu Event Sites Specific Art Project Biennale - Penta Klabs 5, Kolektif Hysteria.

Dengan tajuk “Tulang Lunak Bandeng Juwana”, Penta Klabs 5 yang diselenggarakan tahun ini berfokus pada isu ketahanan komunitas kesenian dan kebudayaan di Kota Semarang.

Berdasarkan hasil kurasi, Amerta Home Brewer dipilih, sebagai bagian dari perwujudan manifesto “Tulang Lunak Bandeng Juwana”, tersebut.

Yakni, konsistensinya sebagai komunitas maupun ruang, untuk terus menjalankan berbagai aktivitas diskusi berbagai topik di tengah keterbatasan yang ada.

“Amerta dipilih karena kami melihat Tembalang, sebagai salah satu wilayah yang dekat dengan kampus dengan aktivitas kebudayaan yang sangat minim,” kata Ragil Maulana, selaku perwakilan Kurator Penta Klabs 5.

“Namun dengan kondisi ekosistem yang semacam itu, Amerta membuktikan diri, bisa tetap beraktivitas hingga hari ini, dengan segala keterbatasannya,” lanjutnya.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Project Penta Klabs 5, Anita Dewi Astuti, menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan literasi yang diadakan oleh Amerta, cukup unik.

“Selain lokasi mereka yang berada di dalam gang, beberapa diskusi yang dilaksanakan di sana cukup kontekstual dan menarik,” kata Anita Dewi A.

“Dan yang terpenting, kegiatan mereka itu tidak berpatok dengan sedikit-banyaknya orang, tidak seperti penyelenggara acara lain yang sudah pusing duluan, karena was-was tidak ada yang nonton,” tambahnya.

Sebagai kolaborator Penta Klabs 5, Amerta menggelar kegiatan selama sebulan penuh, setiap hari Jumat, di bulan Agustus 2025.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X