Mulai dari Pekan Baca Amerta yang terlaksana pada tanggal 8 Agustus 2025, di mana setiap peserta diberikan waktu selama 1 jam untuk membaca buku kumpulan puisi karya Theoresia Rumthe dengan judul “Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi”.
Lalu secara bergiliran peserta diminta untuk membacakan puisi mana yang menurut mereka menarik beserta dengan alasannya.
Pada minggu kedua, tepatnya tanggal 15 Agustus 2025 dilanjut dengan lokakarya cetak tinggi/ linocut dengan tema “Jejak yang Tumbuh”.
Di mana fasilitator program memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah teknik cetak cukil, untuk kemudian setiap peserta memulai praktik mencukil dengan 10 gambar yang disesuaikan dengan tema.
“Yang menarik adalah hampir semua peserta baru mencoba teknik cetak ini. Dan ada salah satu audiens yang menggambar sendiri interpretasinya mengenai tema acara. Gambarnya berupa buku yang di atasnya tumbuh bunga bermekaran,” kata Dika.
“Dia memiliki inisiatif untuk merespon ruang yang kita tempati ini dengan bentuk gambar yang cukup sederhana namun sangat bermakna bagi saya,” lanjutnya.
Pada Minggu ketiga dan keempat nantinya akan dilaksanakan kegiatan Temu Puisi dan Semalam Lebih Dekat.
Di mana setiap peserta yang hadir, juga nantinya akan diminta untuk mengirim puisi buatan mereka sendiri yang kemudian akan dikurasi oleh Amerta
“Nantinya puisi-puisi yang terkumpul itu akan dibacakan sendiri oleh penciptanya. Dan lalu akan dibicarakan secara bersama mengenai kenapa puisi itu dibuat. Kemudian fasilitator akan memberikan masukan atau berbagi pengetahuan mengenai penulisan sebuah puisi,” pungkas Dika.
Diketahui sebelumnya, Program Penta Klabs ini didukung secara penuh oleh Event Strategis, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (RI), melalui program Dana Indonesiana.
Segala informasi mengenai kegiatan yang ada dalam program ini bisa dilihat di kanal media sosial Instagram @grobakhysteria atau @penta_k_labs.