SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Aroma kopi menyeruak memenuhi Atrium Mal Ciputra Semarang, Rabu (26/11/2025) malam, menandai dibukanya Semarang Coffee Week 2025. Gelaran yang berlangsung hingga 30 November ini menjadi ajang besar pertama di kota ini yang menghadirkan pameran, edukasi, kompetisi, hingga hiburan bertema kopi dalam satu rangkaian.
Tahun ini, Mal Ciputra Semarang menggandeng Jogja Coffee Week penyelenggara event kopi berskala besar untuk menghadirkan pengalaman yang lebih kaya dengan tema “Heart of Coffee”. Selama lima hari, pengunjung dapat menikmati puluhan tenant kopi dan UMKM, workshop industri kopi, kompetisi latte art hingga mixology, serta hiburan musik akustik dan sesi public cupping.
General Manager Mal Ciputra Semarang, Ani Suyatni, menyebut acara ini sebagai ruang inspiratif yang diharapkan mampu mendorong perkembangan industri kopi di Jawa Tengah. “Kami ingin Semarang menjadi rumah bagi kreativitas dan pelaku kopi dari berbagai daerah,” ujarnya di sela-sela pembukaan.
Baca Juga: Imbas Kasus Kematian Dosen Untag Semarang, AKBP Basuki Dicopot dari Kasubdit Ditsamapta Polda Jateng
Sejak dibuka, area pameran langsung dipadati pengunjung, termasuk pecinta kopi dari luar kota. Andra, pengunjung asal Solo, mengaku rela datang jauh-jauh. “Penasaran sama Semarang Coffee Week. Ternyata nggak kalah seru dari Jogja Coffee Week,” katanya.
Ketua panitia Semarang Coffee Week, Darnendra Marlin, menjelaskan bahwa tahun ini terdapat 25 brand exhibitor dari total 32 booth yang disediakan, serta tujuh sponsor, beberapa media partner, dan dukungan dari berbagai organisasi, termasuk ASKI DIY–Jateng. Ia juga menyoroti perkembangan tren kopi di Indonesia yang kini semakin meluas, dari cara seduh, jenis roast, sampai pemahaman rasa.
“Dulu kopi identik dengan bubuk dan gula. Sekarang masyarakat makin tahu espresso, manual brew, sampai kopi susu kekinian. Pengetahuan soal kopi berkembang pesat,” jelasnya.
Darnendra menilai Semarang memiliki potensi besar sebagai pusat industri kopi. Dengan area yang lebih luas dari Jogja namun jumlah coffee shop lebih sedikit, Semarang dianggap sebagai pasar yang masih berkembang. “Kami melihat peluang besar. Semarang dikelilingi pegunungan dan menjadi pusat perdagangan. Sangat berpotensi menjadi pusat kopi di Jawa Tengah,” katanya.
Acara ini juga mendapat dukungan dari Kadin Jawa Tengah.
"Melalui gelaran perdana ini, penyelenggara berharap dapat membaca antusiasme masyarakat Semarang dan membuka peluang lebih besar bagi tumbuhnya komunitas serta industri kopi lokal," ungkap Pratono, Wakil Ketua Kadin Jateng yang membuka acara tersebut.
Semarang Coffee Week 2025 menjadi bukti bahwa kopi bukan sekadar minuman, tetapi bagian dari budaya, kreativitas, dan gaya hidup masyarakat urban. Selama lima hari, Semarang akan menjadi rumah bagi perayaan rasa dan pengalaman kopi yang lebih dekat dengan semua orang.***