Cuaca Ekstrem Mengintai Jawa Tengah Akhir Tahun, BMKG Ungkap Wilayah yang Perlu Diwaspadai

photo author
- Rabu, 17 Desember 2025 | 09:45 WIB
Ilustrasi. BMKG deteksi ancaman cuaca ekstrem di Jawa Tengah. (Ayobandung.com/Muslim Yanuar)
Ilustrasi. BMKG deteksi ancaman cuaca ekstrem di Jawa Tengah. (Ayobandung.com/Muslim Yanuar)

AYOSEMARNG.COM -- BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang mengidentifikasi potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Jawa Tengah pada penghujung Desember 2025 hingga awal Januari 2026.

Ancaman tersebut dipicu oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang diperkirakan memperkuat pertumbuhan awan hujan dan meningkatkan intensitas cuaca ekstrem.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Kelas II Ahmad Yani Semarang, Giyarto, menyampaikan bahwa pergerakan gelombang ekuator MJO mulai menunjukkan pengaruhnya terhadap dinamika atmosfer di Jawa Tengah.

Baca Juga: Kronologi Penangkapan Resbob di Semarang, Sempat Kabur ke Surabaya hingga Pasuruan

"MJO ini diprediksi masuk ke wilayah Jawa Tengah karena pengaruh gelombang ekuator sehingga meningkatkan pertumbuhan awan dan potensi cuaca ekstrem. Khususnya di wilayah-wilayah lereng, di tepi aliran-aliran sungai, dan di pantai, itu yang perlu diwaspadai,” katanya, dikutip Ayosemarang.com, Rabu 17 Desember 2025.

Giyarto menjelaskan, kondisi tersebut berpotensi memicu hujan lebat dalam durasi singkat hingga berisiko menimbulkan dampak lanjutan, terutama di kawasan rawan seperti daerah lereng, bantaran sungai, serta wilayah pesisir yang rentan terhadap genangan dan longsor.

Selain cuaca ekstrem di daratan, BMKG juga menyoroti peningkatan kondisi gelombang laut di perairan Jawa Tengah.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Kemaritiman Tanjung Emas, Ganis Eru Tjahjo, menyebutkan adanya potensi gelombang tinggi di kawasan perairan tertentu.

Baca Juga: Aktivitas Tambang di Jateng Dievaluasi Ulang, Pemprov Soroti Ancaman Kerusakan Hutan

“Perairan Kepulauan Karimunjawa bagian barat dan timur memiliki tinggi gelombang yang diperkirakan berkisar antara 1,25-2,5m. Tentunya ini beresiko untuk kegiatan wisata bahari," sambungnya.

Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan bagi masyarakat pesisir, nelayan, serta pelaku wisata laut di tengah potensi peningkatan gelombang. Informasi cuaca terkini dari BMKG diharapkan menjadi rujukan utama dalam aktivitas sehari-hari.

“BMKG akan terus memantau situasi cuaca dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat,” pungkasnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X