SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Tradisi tahunan Syawalan di Kota Semarang atau tepatnya di Kecamatan Pedurungan, yakni Kupat Jembut kembali digelar, Sabtu 29 April 2023.
Kupat Jembut memang tiap tahun digelar sebagai bagian perayaan Syawalan di Kota Semarang.
Dari tahun-tahun pelaksanaan, Kupat Jembut memang selalu memantik perhatian karena punya sebutan yang cukup unik.
Baca Juga: Mitos Lebaran Ketupat di Semarang, Punya Kaitan dengan Orang yang Sudah Meninggal
Munawir, Imam Masjid Rudlotul Muttaqin di kawasan Kampung Jaten Cilik Pedurungan menjelaskan nama Kupat kependekan dari Ketupat dan Jembut sendiri diambil untuk memudahkan penyebutan karena Ketupat yang disajikan diiris tengahnya kemudian diisi tauge mirip rambut dan sayur.
"Penamaannya ini untuk memudahkan saja. Aslinya ya ini Ketupat Tauge," katanya.
Kupat Jembut di Pedurungan digelar di dua tempat yakni di Kampung Jaten Cilik dan Gang Pedurungan Tengah II.
Di sekitar Masjid Rudlotul Muttaqin di kampung Jateng Cilik itu, tradisi Kupat Jembut digelar setelah Salat Subuh. Anak-anak yang berkumpul kemudian berebut ketupat dan juga uang.
Baca Juga: Punya Ciri Khas Masing-Masing, Ini Beda Ketupat di Lebaran Syawal dan Idulfitri
Meskipun sempat diguyur hujan, acara berlangsung meriah ketika setiap warga dari rumahnya memberikan tanda kemudian anak-anak berlarian menghampiri untuk berebut ketupat atau uang.
Warga lain lalu memberikan tanda dengan berteriak atau memukuli tiang listrik, anak-anak kembali berlari menghampiri. Rintik hujan yang turun pun tidak meredupkan kemeriahan Syawalan di sana.
Terlepas dari kemeriahan yang terlihat, Munawir mengakui jika jumlah Kupat Jembut berkurang drastis bahkan ada yang tidak kebagian.
Namun suasana masih meriah karena warga tetap membagikan uang kepada anak-anak.
Baca Juga: Makna Khusus Lebaran Ketupat di Semarang, Upaya Ibu Mengumpulkan Anak-anaknya