KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Meski bukan mayoritas muslim Tionghoa, namun bangunan masjid yang ada di komplek Pasar Sukorejo ini memiliki arsitektur bergaya Jawa-Tionghoa.
Sekilas dari kejauhan bangunan Masjid Haji Abdul Rahman ini mirip klenteng, namun adanya kaligrafi di dinding mengubah kesan masyarakat bahwa bangunan tersebut adalah tempat ibadah umat Islam.
Masjid yang dibangun setahun silam oleh pengusaha Sukorejo, Mbah Mastur ini sengaja mengambil arsitek yang unik. Ia berharap masjid ini bisa mempersatukan umat muslim dari semua organisasi di Kendal.
Masjid Haji Abdul Rahman sendiri berlokasi di sekitar Pasar Sukorejo Kendal atau di komplek pertokoan joglo Mbah Mastur. Mbah Mastur menjelaskan, tujuan utama pembangunan masjid seperti bangunan masjid Cheng Hoo ini tidak menampakkan identitas ormas agama islam seperti NU atau Muhammadiyah.
Baca Juga: Target Terlalu Tinggi, PAD 2023 Kendal Mungkin Tak Tercapai: Terpaksa Refocusing
“Kita cenderung menggunakan ornamen tionghoa untuk memperstukan umat muslim baik tionghoa maupun Jawa. Sehingga siapapun bisa melaksanakan ibadah sholat di masjid tersebut,” katanya.
Ia menerangkan disekitar pasar banyak muslim dari berbagai organisasi, sehingga dengan mengedepankan kebersamaan termasuk muslim keturunan tionghoa, semuanya rukun tidak ada perbedaan. Selain untuk melaksanakan ibadah wajib, setiap sepekan sekali ada pengajian umum.
Salah satu ustazah yang habis mengisi pengajian mengaku terharu, melihat bangunan masjid dan ornamennya seperti bangunan China.
“Ini baru pertama kali melihat masjid seperti ini di kabupaten kendal,” kata Ustazah Siti Maghfiroh.
Baca Juga: 5 Cara Benar Olahraga Jogging agar Tujuannya Tercapai
Selain itu kegiatan di Masjid Haji Abdul Rahman juga ada kajian Al Quran dan di depan masjid ada warung sodaqoh. Jamaah masjid ataupun warga kurang mampu yang hendak makan bisa makan sepuasnya gratis dan di buka 24 jam.