Aksi Warga Hadang Bus Karyawan KLI dan Blokade Jalan, Ini Penyebabnya

photo author
- Senin, 28 Agustus 2023 | 11:37 WIB
Warga yang berjualan makanan di kawasan PT KLI menggelar aksi menutup jalan masuk pabrik, Senin 28 Agustus 2023 pagi. (AyoSemarang.com/ Edi Prayitno kontributor Kendal)
Warga yang berjualan makanan di kawasan PT KLI menggelar aksi menutup jalan masuk pabrik, Senin 28 Agustus 2023 pagi. (AyoSemarang.com/ Edi Prayitno kontributor Kendal)

KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Puluhan warga Dusun Ngebum, Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal menggelar aksi turun ke jalan, Senin 28 Agustus 2023.

Aksi sengaja dilaksanakan pagi hari, sebelum karyawan PT Kayu Lapis Indonesia (KLI) Kaliwungu masuk ke pabrik.

Warga berjalan kaki memblokir jalan dengan membentangkan spanduk tuntutan. Alhasil, bus karyawan PT KLI yang hendak masuk ke pabrik tertahan dan macet panjang di Jalan Raya Ngebum.

Baca Juga: Remaja Krayapan Siap Bangkitkan Wisata Kali Bladon

Tidak hanya itu, sejumlah warga juga menghadang bus karyawan PT KLI yang hendak masuk ke dalam pabrik, hingga terjadi aksi dorong-dorongan dengan petugas.

Warga tetap merangsek menghadang bus karyawan di pintu masuk pabrik, namun petugas Polres Kendal yang berjaga menghalaunya dan membuka jalan, sehingga bus karyawan bisa masuk ke dalam area pabrik.

Sebagai bentuk protes, warga kemudian duduk-duduk di depan pintu gerbang pabrik, menghadang kendaraan yang akan masuk ke dalam pabrik.

Aksi warga ini menuntut pihak perusahaan yang memutuskan karyawan yang dijemput dengan bus tidak berhenti di lokasi tempat warga berjualan.

Baca Juga: Petikan Pertama, Harga Tembakau Tembus Rp60.000 per Kilogram

Padahal selama kurun waktu 30 tahun, warga berjualan di lokasi pemberhentian bus, dan karyawan bisa membeli makanan dan minuman sebelum bekerja.

“Sebelumnya bus karyawan yang masuk pagi berhenti di pos 62 dan di situ warga berjualan makanan. Namun, aturan baru bus karyawan tidak berhenti lagi di pos 62 langsung masuk ke pabrik,” terang Ida Nuryanti, warga Ngebum.

Dikatakan, dengan tidak berhentinya bus karyawan di pos 62, tidak adalagi karyawan yang membeli makanan dan minuman yang dijual warga setempat. Padahal, warga sangat menggantungkan pendapatan dari karyawan pabrik yang membeli makanan untuk bekal sebelum bekerja.

“Warga khususnya pedagang meminta aturan tersebut dicabut dan dikembalikan lagi bus karyawan berhenti di pos 62. Padahal jika karyawan membeli makanan bisa menunjang pabrik karena bekal untuk bekerja,” imbuhnya.

Baca Juga: Merti Desa Gempolsewu, Ada Lomba Drum Band dan Joget Emak-Emak

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rahma Rizky Wardani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Sebanyak 21.246 Surat Suara Rusak di Kendal Dibakar

Rabu, 14 Februari 2024 | 15:13 WIB
X